Kamis, 09 September 2010

Ngampus



apa yang kulakukan ketika Ibu

mengais beras di jalan penuh krikil?



aku berkirim pesan singkat dengan si doi

berkata manis. kadang juga merayu



diperantauan tempat aku ngampus

tak terlihat ibu melawan malam

menanak nasi untuk jual nanti subuh

sedang aku, asik begadang di cafe pinggir jalan

makan indomie



aku baru ingat Ibu ketika uang hampir habis

langsung saja kuminta

"ngirimnya jangan telat

nanti aku nggak bisa garap tugas. ok?!"

mudah



anak ngampus aku ini

tak perlu pikir uang dulu

nanti saja. sekarang minta



kami intelektual muda

tak peduli jadi mahasiswa abadi atau apapun

yang penting bergaya



Ibu, rasanya permintaan maaf hanya dibibirku

di hati hanya ada si doi.



7 Sept 10

masuki facebook saya di muharram_ham@yahoo.com
Mona Is Aziza, Predita Arie Ayu Putri dan 2 orang lainnya menyukai ini.
Retno Wulan Ngefans bgt deh notesnya mas mamat :D

naskah : Lawan Catur

LAWAN CATUR
Karya Kenneth Arthur (Kenneth Sawyer Goodman)
Terjemahan WS RENDRA




SAMUEL
Bagaimana, Antonio ( tersenyum ) Rupanya kau telah kehilangan kecerdikanmu

ANTONIO
Sebentar,Yang Mulia

SAMUEL
Pionnya barangkali..

ANTONIO
Bukan ( main ) Nah… sudah

SAMUEL
Aha ! Begitu ? Bagus…bagus…! Kecerdikanmu telah kembali bukan ?

ANTONIO
Apakah waktunya sudah habis, Yang Mulia ?

SAMUEL
Belum. Kita masih punya waktu 10 menit untuk permainan ini.

ANTONIO
Yang Mulia sudah bosan main catur rupanya…

SAMUEL
Tidak. Aku tidak pernah bosan main catur. Dengar, Antonio. Apabila aku bosan main catur, itu artinya aku bosan hidup.permainan catur adalah tantangan bagi ketajaman otak dan kekuatan sikap jiwa manusia : sebagaimana taktik cinta, taktik perang, politik dan lain sebagainya. Apabila permainan caturku buruk, aku akan berhenti jadi Menteri Urusan Kepolisian. Kita orang pemerintah tidak hanya meletakkan nyawa dalam kekuatan tangan kita, namun juga harus mengasah kepala untuk menjalankan tugas seefektif mungkin. Kita harus tetap menjaga agar sempurna, persis geraknya, licin jalannya. Ya…ya..begitulah caranya kita mengabdi pada pekerjaan kita. Apabila mesin – mesin dalam kepala kita mogok atau macet, kita tak pula lagi berarti apa-apa.

ANTONIO
Tetapi pikiran Yang Mulia melayang agaknya…

SAMUEL
Begitukah ? baiklah, baik ( main dengan cepat ) Nah..lawanlah ini kalau kau bisa.

ANTONIO
Sebuah gerakan yang dapat menyelamatkan Raja Yang Mulia…

SAMUEL
Kau rasakan sekarang. Aku melamun, aku bermimpi, pikiranku melayang dan kemudian datang gerakan secepat kilat. Ketangkasan taktik pada lintasan akal sekejap itulah letak kekuatannya.

ANTONIO
Itu namanya inspirasi, Yang Mulia !

SAMUEL
Mungkin. Tetapi di balik inspirasi itu kita tidak boleh melupakan taktik permainan.

VERKA masuk

VERKA
Apakah Yang Mulia memanggil saya ?

SAMUEL
Apakah ada orang yang bernama Oscar Yakob ?

VERKA
Seseorang yang bernama Oscar Yakob membawa surat keterangan dari yang mulia, menunggu di ruang sekretaris.

SAMUEL
Saya memperkenankan kau membawanya kemari 10 menit lagi.

VERKA
Harap dimaafkan, Yang Mulia. Tuan Sekretaris mohon bertanya apakah perintah yang diberikan Antonio memang benar ?

SAMUEL
Perintah apa ?

VERKA
Bahwa orang yang bernama Oscar Yakob itu tak perlu di geledah ?

SAMUEL
Tak ada alasan untuk menggeledah orang itu ( verka pergi )
Giliranmu main Antonio. Kita masih punya waktu dua menit untuk main catur dan satu menit untuk tanya jawab.


ANTONIO
Ahaa …saya dapat menskak mat Yang Mulia dalam lima langkah.

SAMUEL
Tapi dua menit sudah habis. Sekarang katakanlah, apakah agen-agenmu tidak salah dalam mengusut keterangan mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu ?

ANTONIO
Sangat pasti, Yang Mulia. Saya mohon kepada Yang Mulia kemarin, karena telah diketahui oleh agen-agen saya bahwa orang yang bernama Oscar Yakob itu masuk kompotan anti pemerintah, dan dia mendapat tugas dari pimpinannya untuk membunuh Yang Mulia. Dua orang bawahannya telah kami tangkap dua minggu yang lalu, dan yang tak mesti diragukan lagi adalah mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu. Laporan mengenai sejarah hidupnya, sejak dia lahir sampai sekarang telah kami serahkan kepada Yang Mulia. Tentu Yang Mulia telah memahaminya.

SAMUEL
Ya… ya…riwayat hidupnya telah kuhapal di luar kepala. Meskipun begitu, aku telah menganugerahkan kepadanya untuk mewawancaraiku secara pribadi. Juga telah aku perintahkan dengan tegas untuk tidak menggeledahnya. Singkatnya, aku telah melakukan pekerjaan yang sangat tolol, bukan ?

ANTONIO
Saya tidak berhak meragukan kebijaksanaan Anda, Yang Mulia

SAMUEL
Ah ..?! kau tak berhak meragukan kebijaksanaanku ? tapi dalam hati kau meragukannya. Aku melihat semua itu di balik pandangan matamu ketika kau berkata dalam hati : ”Yang Mulia Samuel Glaspel, dibalik omongannya yang manis, sudah tidak seperti biasanya lagi. Dia telah mundur. Dia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya !” Apa kau kira aku takut ?

ANTONIO
Yang Mulia…

SAMUEL
Terus terang, aku sendiri kadang-kadang berpikir begitu. Bahwa sekali waktu tak akan ada lintasan akal yang muncul seperti kilat, dan bahwa aku akan dibikin skak-mat untuk selama-lamanya. Itulah sebabnya kau kusuruh kemari untuk berjam jam main catur denganku. Aku sangat terganggu untuk melakukan permainan dengan.. Oscar Yakob itu.

ANTONIO
Jadi, Yang Mulia punya alasan pasti untuk bertemu dengan orang itu ?

SAMUEL
Toh, kau tak akan bisa memahami alasanku ini.

ANTONIO
Orang itu ditugaskan untuk membunuh Yang Mulia

SAMUEL
Biarlah…

ANTONIO
Tapi dalam hal ini saya mengusulkan kepada Yang Mulia…untuk…tentu akan lebih aman apabila…

SAMUEL
Cukup ! Jangan bicara padaku seperti anak kecil. Aku tahu apa yang tengah kau pikirkan. Samuel Glaspel tidak seperti biasanya, ia telah kehilangan. Ia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya. Ia telah lamban dan ia butuh dijaga..Nah,.. waktunya telah habis. Kau kerjakan saja apa yang telah kutugaskan kepadamu. Jangan lebih dari itu.

ANTONIO
Apakah papan caturnya harus saya singkirkan, Yang Mulia ?

SAMUEL
Jangan..jangan disentuh ataupun diubah. Kita akan menyelesaikannya nanti ( Antonio berdiri ragu-ragu ) Nanti kau akan ku panggil dengan bel. Baiklah. Kulihat kau akan berkata sesuatu. Kau kira permainan kita tak dapat dilanjutkan ? kita lihat saja nanti.

ANTONIO
Saya mohon kepada Yang Mulia agar….

VERKA MASUK BERSAMA Oscar YAKOB
Oscar Yakob menghadap....

Oscar yakob datang dengan gagah

SAMUEL
Ooo..begitu ? Jadi kau yang bernama Oscar Yakob itu ? Bagus..bagus…begitu …!

OSCAR
Ya, saya Oscar Yakob

SAMUEL
Bois nastardas, Oscar Yakob.

OSCAR
Bois nastardas, Samuel Glaspel.

SAMUEL
Ternyata begitu sukar menjumpai saya, bukan ? Sukar bertemu muka dengan Samuel Glaspel !

OSCAR
Tidak sesukar sebagaimana yang saya bayangkan, Yang Mulia.

SAMUEL : ( kepada antonio dan verka )
Nah..apalagi yang kalian tunggu ? Orang ini mempunyai sesuatu yang penting yang mesti disampaikan, tapi dia sepertinya seorang yang pemalu. Dihadapan orang banyak, tampaknya dia tidak bisa berkata apa-apa.

ANTONIO
Yang Mulia…Saya akan menanti di koridor.

SAMUEL
Nonsens. Nonsens…! Pergilah ke taman, carilah inspirasi untuk permainan kita nanti. Ayo, pergilah !

antonio dan verka pergi

SAMUEL : ( pada oscar yakob )
Saya ingin memandangmu baik-baik

Oscar Yakob Curiga

SAMUEL
Ah..tidak ada orang lain yang mengintai kita. Kamar ini letaknya paling ujung dan berada di pojok bangunan. Di belakang, tak ada apa-apa selain jendela. Tak ada balkon dan tak ada lemari. Bukalah pintu dari mana kau tadi masuk. Tak ada orang di koridor. Boleh kau kunci jika kau menghendakinya..! Nah, kita tidak akan diganggu lagi. Baiklah, sekarang duduklah dan katakan apa yang kau inginkan.

OSCAR (tak bisa berkata apa-apa)

SAMUEL
Tiba-tiba jadi bisu, ya ? Tak tahu bagaimana memulainya. Kemalu-maluan atau bagaimana ?

OSCAR
Tidak. Saya berkata dalam hati.

SAMUEL
Ah.. berkata dalam hati.

OSCAR
Saya bertanya dalam hati, mengapa Yang Mulia memberi kesempatan ini.

SAMUEL
Kesempatan ?!

OSCAR
Kesempatan saya untuk membunuh Yang Mulia.

SAMUEL
Begitu ? Kau mau membunuh saya ! jadi itukah soalnya ?! Baiklah. Dari tadipun saya sebenarnya sedang memikirkan hal itu, sekarang tentu saja saya menjadi lebih yakin lagi. Bagus. Nah, teruskanlah !

OSCAR ( tenang dan biasa )
Tuhan menyerahkan anda ke tangan saya.

SAMUEL
Bah ! Janganlah Tuhan kita itu kita ikut-ikutkan. Buang kalimat tolol dan omong kosong itu. Saya sangsi, apakah Tuhan masih punya perhatian terhadap orang macam kita. Sayalah yang menyerahkan diri saya sendiri kepadamu. Persoalannya tidak lebih dari itu. Sebetulnya gampang saja saya bisa menjebakmu. Tapi tidak. Bahkan tak perlu sebenarnya pistolmu itu kau sembunyikan di balik kantongmu.

OSCAR ( sinis )
Yang Mulia rupanya bersuka hati.

SAMUEL
Bukan, bukannya bersuka hati. Saya hanya tergoda ingin tahu, bagaimana kau memainkan pistolmu itu. Nafsu ingin tahu ini begitu meluap-luap barangkali. Keluarkan barang itu, Oscar Yakob. Silahkan !

OSCAR
Yang Mulia, ini mendebarkan hati kita berdua.

SAMUEL
Dan mengharukan, begitu ? Ya.. begitu mengharukan hati. Bagus, bagus Oscar Yakob.

OSCAR ( mengeluarkan pistol )
Jauhkan tangan anda dari bel itu. Dengan segala hormat Yang Mulia Samuel Glaspel.

SAMUEL
Saya tak akan melakukannya. Kau takut mereka akan datang kemari kalau saya menekan bel ini, bukan ? Tidak… Apa saya terlalu tolol mengira kau takut ? Baiklah, baiklah. Kalau tangan ini saya gerakan, kau tentu akan menembak.

OSCAR
Ya !

SAMUEL
Nah, teruskanlah, saya tidak akan melakukannya.

OSCAR
Tak akan ada seorang pun di atas bumi ini yang akan bisa menyelamatkan Anda, SAMUEL Glaspel !

SAMUEL
Demikian juga halnya denganmu, Sobat. Kau toh tak akan bisa meninggalkan ruangan ini dengan selamat…ya..dalam keadaan sehat wal afiat.

OSCAR
Saya akan mencoba keluar dengan selamat, Samuel Glaspel.

SAMUEL
Tidak. Itu terlalu berlebihan rasanya. Saya memang membiarkan kau masuk, tapi saya tidak akan membiarkan kau keluar. Kau akan kehilangan kawan yang berguna, Oscar Yakob !

OSCAR
Yang Mulia !


SAMUEL
Begitu ?! Sinting sekali. Saya pikir orang-orang sejenismu membenci saya. Atau barangkali, kau hanya menjilat dengan cara menunjukkan perasaanmu itu ? Boleh. Jilatlah dengan caramu.

OSCAR
Tak ada hasrat untuk menjilat Anda.

SAMUEL
Ah, begitu ? Jadi saya akan menjalani sesuatu tanpa dijilat dahulu ?

OSCAR
Perasaan pribadiku tak turut campur apa-apa dalam urusan ini. Aku alat Tuhan.

SAMUEL
Lagi-lagi begitu. Apa hubungannya semua ini dengan Tuhan ? O, ya, apa kebetulan kau pandai main catur ?

OSCAR
Kenapa anda bertanya begitu ( gelisah, gugup )

SAMUEL
Sebab kau telah menengahi permainan catur saya itu. Antonio tadi mengancam saya untuk menskak mat dalam lima langkah. Tapi tidak, tidak semudah itu, Oscar Yakob.

OSCAR
Saya telah cukup mendengar anda melucu, Samuel Glaspel.



SAMUEL
Jadi kau tak bisa bermain catur ? baiklah, saya telah berjanji untuk meneruskan permainan itu nanti. Coba saja kita lihat nanti.

OSCAR
Tentu saja Yang Mulia berhak mempunyai suatu kehendak.

SAMUEL
Sudah saya katakan kepadamu, kalau kau telah bosan dengan wawancara ini, terserah padamu untuk mengakhirinya. Apalagi yang kau tunggu ? Kenapa kau jadi lamban ?

OSCAR
Apakah Yang Mulia tidak ingin berdoa ?

SAMUEL
Berdoa ? Siapa yang ingin mendengarkan doa dari orang macam saya ? Tidak ! saya lebih suka bicara.

OSCAR
Terserah kepada Yang Mulia.

SAMUEL
Ya, kita akan bicara sampai terkumpul keberanianmu untuk melaksanakan tugasmu itu.

OSCAR ( pemberontak yang gagah )
Tak perlu keberanian untuk menyelesaikan orang macam Anda.

SAMUEL ( tenang dan yakin )
Orang akan membutuhkan keberanian biar untuk membunuh seekor tikus sekalipun.

OSCAR
SAMUEL Glaspel, saya adalah orang yang terpilih !

SAMUEL
Oo..begitu ? Jadi pilihan jatuh kepadamu. Suatu kehormatan. Suatu keistimewaan. Kau menganggapnya begitu, bukan ? Dan sebagai seorang pemeberontak kau punya cita-cita politik, bukan ?

OSCAR
Saya tak punya cita-cita politik.

SAMUEL
Tak punya cita-cita politik ? Oo.. begitu ! dan juga tak ada kebencian perseorangan. Lalu apa ? Coba ceritakan padaku.


OSCAR
Saya seorang petani, bapak saya seorang petani, dan kakek saya juga seorang petani. Anda seorang bangsawan, nenek anda seorang bangsawan dan pangeran. Ini adalah masalah penderitaan dan perbudakan melawan sejarah kekejaman dan penindasan. Saya tak akan peduli. Hari ini saya hanya memikirkan hari kemarin dan hari yang akan datang. Tindakan anda selalu sangat kejam dan keras, tak usah diragukan lagi, itu pun saya tak peduli. Saya tak akan menurut campurkan semua itu dalam hal ini. Bahkan penderitaan saya sendiripun tidak saya libatkan. Semuanya tak berarti telah mendorong saya untuk melakukan perbuatan ini. Anda dan saya tak cukup berarti apa-apa. Ini adalah kasta melawan kasta. Saya menggabungkan diri dalam partai revolusioner, betul ! Anda menamakan saya agen mereka, ya ! Meskipun saya tak tahu cita-cita mereka untuk negara ini. Saya tak mempedulikannya, saya hanya mengerti bahwa gerombolan pada siapa saya bergabung, adalah perjuangan yang mewakili gelora hati saya. Saya menuruti mereka karena saya merasa berhak untuk mendendam darah dan kelahiran saya.

SAMUEL
Yah..kau orang fanatik.

OSCAR
Adalah hukum alam bahwa saya melawan anda.

SAMUEL
Ahaa…jadi secara alam kau memusuhi saya ? sejarah penindasan melawan sejarah penindasan, begitu ? Hari ini kau telah melupakan segala-galanya, bukan ? Duka deritamu yang tak seberapa, dan kekejaman yang juga tak seberapa, kau anggap tak perlu diperdulikan ? kau hanya berpendapat, dirimu tak lebih dari tangan dendam satu kasta terhadap kasta lain. Oh..kau digerakkan debu-debu bangkai nenek moyang, bukan ? Kau memukul udara dengan gada asap. Kau terjerumus ke dalam kedangkalan dan kepicikan. Apa yang kau kerjakan kini adalah hinaaan yang fanatik terhadap keadilan.

OSCAR
Tanganku sudah gatal, Samuel Glaspel ! ( mengancam )

SAMUEL
Tunggu ! ( tenang )
Masih ada suatu hal yang ingin saya katakan, sesuatu yang akan kau kenang di antara waktu kau membunuh dan kau dibunuh. Sebenarnya Oscar Yakob adalah saya bukan Kau!

OSCAR
Omong kosong apa lagi ini ?

SAMUEL
Kaulah Samuel Glaspel.

OSCAR
Gila…Anda gila ! ( ancaman pistol )

SAMUEL
Tunggu ! Ketika kau masih kanak-kanak, kau punya saudara pungut. Kau biasa berkejaran di ladang, kau biasa tiduran bersamanya, bertengkar memperebutkan boneka barang mainan. Ketika kau berumur tujuh tahun seseorang yang menunggang kuda datang dari bukit utara dan membawa saudara pungutmu itu pergi. Dan apabila kau menangis mencarinya, ayahmu memukulmu. Apakah kau masih ingat semua itu ?

OSCAR
Ya, saya masih mengingat semua itu dengan baik. ( Datar )

SAMUEL
Ayahmu meninggalkan ibumu pada tahun berikutnya. Tak lama kemudian ibumu meninggal dunia. Ia tak pernah menceritakan perihal saudara pungutmu itu. Kau lalu pergi ke rumah pamanmu dan akhirnya kau di sana magang pada tukang sepatu.

OSCAR
Cukup ! Anda tak bisa mempesona saya dengan riwayat hidup saya sendiri. Itu tak membuktikan apa-apa. Spion-spion Anda mesti tahu apa saja perihal siapa saya dulu, siapa saya sekarang, bagaimana saya ini dan bagaimana saya itu.

SAMUEL
Ya.. memang cukup semua itu. Seperti kau katakan tadi, itu tak membuktikan apa-apa. Tapi toh kita berdua bersaudara angkat.

OSCAR
Apa buktinya ?



SAMUEL
Ibumu yang baik hati rupanya telah tertarik pada sebuah lelucon yang tak menguntungkan. Ia telah mengirimkan anaknya sendiri agar dibesarkan sebagai anak bangsawan, sedang seorang pangeran yang dititipkan kepadanya untuk melindunginya dari bahaya seorang Jendral Markais telah ia kirim ke Brudenburg, untuk menempuh hidup yang kau..kau sendiri tahu macam bagaimana itu.

OSCAR
Beri saya buktinya.

SAMUEL
Saya tidak akan memberikan ciri atau bukti kepadamu.

OSCAR
Aha..apa lagi sekarang ? Apa lagi yang akan Anda dongengkan kepada saya ?

SAMUEL
Sayalah anak petani itu dan kaulah bangsawan itu. Saya dan kau adalah anak petani itu. Mengertikah kau sekarang, mengapa saya katakan tugasmu itu adalah tugas yang kegila gilaan?

OSCAR
Bohong ! Bohong ! Apa pula tujuan Anda berbohong ?

SAMUEL
Tidak ada.

OSCAR
Apakah Anda mengharapkan saya membuang pistol ini keluar jendela dan memeluk Anda sebagai saudara tua ?

SAMUEL
Saya tak mengharapkan apa-apa. Saya insyaf, saya adalah orang mati yang berbicara dengan orang mati.

OSCAR
Bohong ! Bohong dari puncak sampai ke dasarnya !

SAMUEL
Benar 100%, tak ada alasan bagi saya untuk membohongimu. Kau sendiri yang tadi bertanya, bukan ? Kenapa kau diberikan kesempatan untuk membunuh saya. Apa yang kau rencanakan sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. Samuel Glaspel telah kehilangan keseimbangannya. Saya sesungguhnya ingin bunuh diri. Saya harus mati. Tapi kematian macam apa, saya tidak mengetahuinya. Itulah sebabnya kau datang tidak digeledah. Kaulah yang menjalankan kematian itu.

OSCAR
Itu sajakah alasan anda untuk bertemu dengan saya ?

SAMUEL
Apakah tidak cukup kuat alasan untuk bertemu dengan memberi kematian itu ?

OSCAR
Haih..apalagi yang akan Anda ceritakan ?

SAMUEL
Saya hanya minta agar kau segera menyelesaikan tugasmu. Kecuali kau merasa berat untuk membunuh..saudara angkatmu… Oscar Yakob yang sebenarnya….Apabila demikian halnya, pintu masih terbuka bagimu.

OSCAR ( tajam )
Manis Sekali, Mengharukan Sekali. Kembali, dan mengatakan pada seluruh teman-temanku bahwa Oscar Yakob telah melepaskan Samuel Glaspel yang bengis itu dari ujung pistolku karena dia telah menceritakan sebuah cerita anak-anak tentang dua orang saudara angkat yang mengharukan ? Tidak ! ( mengokang pistol )


SAMUEL
Bunuh saya kalau begitu !

OSCAR ( Membidik )
Saya….

SAMUEL
Tembaklah !

OSCAR
Saya tidak bisa. Bagaimanapunjuga ada kemungkinan yang Anda katakan itu benar.
( meletakkan pistol ) Bagaimanapun, saya tak dapat hidup kalau itu dusta dan demi Tuhan, saya akan mati kalau itu benar.

SAMUEL
Pendeknya, bagaimanapun juga kita berdua harus mati.

OSCAR
Ya, demikianlah. Tapi aku tak berani bunuh diri. Harus ada jalan keluar, harus ada jalan lain.

SAMUEL
Apakah kau cukup berani untuk minum racun ? Ya, bagus..Lihatlah cincin ini. Kalau saya tekan sebuah pernya, begini, nah..ada tepung yang hebat di bawah akiknya. Lihat ! Kemudian kita undi, salah satu dari kita akan minum racun dan seorang lagi menggunakan pistol. Gampang bukan ?

OSCAR
Ya, sekarang jadinya saya mengetahui tipu muslihat Anda sebenarnya. Bohong ! Setiap kata anda adalah bohong ! Saya bisa menduga dengan jelas anda memang tukang sulap yang licik seperti setan. Tapi saya tak mau diundi dengan orang sejenis anda.




SAMUEL
Pakailah caramu kalau begitu. Lihatlah racun ini. Lebih dari cukup untuk kita berdua. Ambillah anggur sendiri dan bagi dua sendiri dalam dua gelas. Satu untukmu, dan satu lagi berikan pada saya. Dan untuk memuaskan hatimu, biarlah saya yang meminumnya terlebih dahulu.

OSCAR
Anda akan bersikeras sampai saat terakhir, bukan ? Baiklah, kita lihat saja nanti
( mencampur dan sebagian untuk samuel glaspel )

SAMUEL
Untuk kematian yang nikmat, Saudara Angkatku ( Minum )

OSCAR
Aha…ternyata Anda memang seorang pemberani ( mengangkat gelas dan berhenti )
Bagaimana..bagaimana kalau anda saya tinggalkan sekarang ? Bagaimana ?

SAMUEL
Para pengawalku telah saya perintahkan untuk menangkapmu begitu kau keluar.

OSCAR
Dalam hal ini, untuk penebusan dosa-dosa anda, Saudara Angkatku ( minum )

SAMUEL
Duduklah !

OSCAR ( duduk tapi tegang )
Apakah kita harus menunggu lama ?

SAMUEL
Mungkin lima menit. Itu tadi ramuan tidur yang dinamakan sebagai pelupa diri yang sempurna. Saya percaya bahwa ia bekerja tanpa mendatangkan kesakitan. Saya telah diberi tahu, nanti kita akan menjadi mati perasaan dan indera kita. Apakah kau merasa ngantuk ?

OSCAR
Tidak. Saya tidak takut mati, Sobat ! ( menatap tajam )

SAMUEL
Angkatlah tanganmu.

OSCAR
Rasanya sangat berat. Apa anda takut mati, Yang Mulia ?

SAMUEL
Tidak. Saya tidak takut mati, Sobat ! ( menatap tajam )

OSCAR
Sa…saya juga tidak.

SAMUEL
Sekarang gerakan kakumu.

OSCAR
Tak bisa. Aneh…saya merasa….perasaan saya mati.


SAMUEL
Demikian juga saya, Sobat. Dapatkah kau bangkit dari kursimu ?

OSCAR
( pelan ) Sa...ya...tidak bisa menggerakkan tangan saya. Barangkali saya bisa menggerakkan tangan saya. Barangkali saya bisa bergerak kalau saya berusaha keras … tetapi saya telah kehilangan kemauan saya …..sssa…ya … merasa sakit, hanya kepala berdenging denging.
SAMUEL
Be…gitukah ? Apakah kau masih mendengar suara saya dengan baik ?

OSCAR
Ya …saya masih medengar.

SAMUEL
Hmmm… he….ehe..he….( tertawa panjang dan sinis )

OSCAR
Katakan demi dosa-dosa Anda, apakah yang Anda ceritakan tadi benar ? Dan benarkah bahwa SAMUEL Glaspel itu saya sendiri ?

SAMUEL
Demi dosa saya he…he…he ?

OSCAR
Apabila semua itu benar, saya mohon anda bisa memaafkan saya.

SAMUEL
Tak ada yang harus dimaafkan.

OSCAR
( terasa mendekati ajalnya ) Terima kasih

SAMUEL
Demi penebusan dosaku, Oskar Yakob, apa yang telah aku ceritakan tadi adalah dusta belaka
( bertatapan ) Aku telah berdusta padamu. Aku bukanlah saudara angkatmu. Engkaulah Oscar Yakob dan aku adalah Samuel Glaspel. Aku telah berdusta padamu.

OSCAR ( berusaha untuk berdiri mengambilkan pistol, tapi keburu direbut samuel glaspel, akhirnya lemas )

SAMUEL ( Berdiri Di Depannya )
Nah, sekarang kau masih bicara, bukan ?

OSCAR
Kau Iblis ! Kau pembohong ! Setidak tidaknya kau tak bisa lolos dariku. Aku tak perlu lagi menghantammu.

SAMUEL Tertawa Panjang

OSCAR
Baiklah ejeklah aku ! Aku toh tak dapat menghindarinya.


SAMUEL
Aku tak akan mati Oscar Yakob ( sinis )

OSCAR
Teapi kau juga minum racun, bukan ? Aku melihatnya. Kau akan mampus Samuel Glaspel !

SAMUEL
Ya, kita berdua minum. Matamu tak pernah lepas dariku. Dan kau belum mau minum sebelum aku menghabiskan minumanku sampai tetes terakhir. Bukankah begitu ?

OSCAR
Aku melihat kau minum apa yang kau minum.

SAMUEL
Begitulah. Ini adalah tipu muslihat Timur. Kalau kau mau tahu, seseorang dalam keadaan terus menerus takut akan diracuni, lama kelamaan, sedikit demi sedikit akan tumbuh kekuatan di dalam dirinya untuk melawan racun yang bagi orang lain menimbulkan kematian. Demikian juga aku. Kebiasaan berhati-hati yang sangat fantastis, sudah menjadi kebiasaanku berhubung jabatanku ini. Setiap saat aku selalu berhati-hati dan bersiap-siap terhadap racun. Kebiasan yang bertahun-tahun itu mendatangkan kekuatan dalam tubuhku. Kau masih mendengar suaraku, bukan ? Inilah gunanya mengetahu pengetahuan Timur. Aku bisa menyombongkan diri padamu bahwa aku bisa menghabiskan dua-tiga gelas lagi tanpa mengalami gangguan apa-apa. Tetapi satu gelas saja sudah dapat membunuhmu ( Oscar Yakob Berusaha Untuk Menerkam Tapi Jatuh Berpegangan Kursi ) Tak ada faedahnya, Oscar Yakob. Aku menasehatkan padamu supaya berpegang erat-erat pada kursi itu.

OSCAR ( terengah engah suaranya meninggi tapi tersedat )
Kenapa…kenapa kau berbuat begitu padaku Samuel Glaspel ?

SAMUEL
Demi sorga. Saya punya hukum alam dan kau punya hukum alam, bukan ? Kau teroris, kau anarkis, kau juga jagal darah saudara lelakimu ; berjaga di jalanan kota dan mencabut nyawa kerabat dan sahabat-sahabatku…pembela kestabilan negara, pembela kekuatan pemerintah… apakah ini bukan apa-apa ? Apakah tidak ada lagi tuntutan fantastis ? Nah..Tuhan menyerahkan dirimu ke tanganku. Aku alat Tuhan dan bukan Kau, Oscar Yakob. Masihkah kau mendengar aku ?

OSCAR ( berat )
Yaa…

SAMUEL
Bagus…bagus satu hal lagi, kenapa aku mau mempertaruhkan nyawa untuk mengambil nyawamu. Kau ingin tahu bukan ? Kenapa aku membiarkan saja kau masuk dengan bebas ke kamar ini ? Kau ingin tahu juga kalau kau masih punya tenaga ? ( tertawa ) Sebab ialah karena orang telah mulai mengira bahwa Samuel Glaspel sudah tidak seperti biasanya. Dan aku pun sudah mulai sangsi dengan kecerdikanku sendiri. Maka dari itu, aku ingin menguji diriku sendiri, aku harus melemparkan diriku sendiri ke tengah pusara. Aku harus berhadapan dengan moncong pistolmu itu. Aku seterusnya harus menggencet hidupku dengan hidupmu dalam sebuah perjuangan mati-matian, di mana aku tak punya senjata dan tak mungkin mendapat pertolongan dari siapapun, kecuali ini
( menunjuk ke otaknya )

OSCAR
Kau Iblis, bangsat. Kau keparat ( menyerang dan jatuh ke lantai )

SAMUEL
Begitu…begitu…sudah tamat, bukan ? Baiklah..baiklah.
( mengambil alas untuk menutupi tubuh oscar yakob dan minum, kemudian membunyikan bel dan mulai menekuni lagi papan catur itu )

VERKA masuk

VERKA
Apakah Yang Mulia memanggil saya ?

SAMUEL
Panggil Antonio ! Permainan catur akan segera dilanjutkan.

VERKA
Segera, Yang Mulia ( keluar )

SAMUEL
Begitu menterinya, kemudian pionnya, tidak. Ya…ya..aku tahu sekarang. Aku dapat akal. Demi sekian penghuni, tidak bisa jalan lagi.

ANTONIO ( masuk dengan kagum )
Yang Mulia….Yang Mulia telah menghakimi sendiri orang ini sendiri ?

SAMUEL
Antonio…permainan caturnya kita lanjutkan. Kau lihat langkahku untuk menghindari skak matmu itu. Begini !

ANTONIO ( kagum )



S E L E S A I

Rabu, 01 September 2010

catatan pementasan Nyonya&Nyonya oleh Teater Kedok.

catatan pementasan Nyonya&Nyonya oleh Teater Kedok.

oleh Engkong Muharram pada 01 Agustus 2010 jam 18:45

salah satu pementasan paling ribut yang pernah saya saksikan.
inilah hal pertama yang saya ucapkan. maklum saja, penontonnya merupakan penonton pemula yang sebenarnya tidak ingin lihat pementasan drama tetapi hanya karena tugas sekolah, melihat teman bermain, atau sekedar menemani. hasilnya, sekali lagi, salah satu pementasan paling ribut yang pernah saya saksikan. saya pernah membaca naskah asli nyonya & nyonya karya motinggo busye yang menjadi acuan sutradara pementasan kali ini. bahkan saya yang mempresentasikan naskah ini padanya.
pementasan menjadi liar. dibuat "aneh" karena kebimbangan saya terhadap bentuk yang diambil. terombang ambing antara realis dan suryalis. sehingga kebingunganpun sempat datang.
ada beberapa kelemahan dalam pementasan kali ini.
pertama, seringnya black out. pemilihan black out yang dilakukan oleh sutradara yang terlalu sering membuat penonton yang sekedar membeli tiket atau penonton beneran tertipu. tiap kali black out selalu ada tepuk tangan. padahal tepuk tangan penonton ini mempengaruhi kondisi pementasan itu sendiri. pemain bisa menjadi berusaha agar lekas menyelesaikan pementasan. padahal ada lebih dari sepuluh kali black out. dan ketika pementasan benar-benar usai, penonton malah tidak melakukan tepuk tangan, mereka pikir mungkin masih ada adegan lain karena seperti itu sebelumnya. mata penontonpun jadi mudah lelah, akhirnya tidak fokus. apalagi bagi penonton "penontonan".
kedua, kelemahan aktor. kelemahan dasar-dasar keaktoran cukup kentara. vokal yang lemah dari beberapa aktor seperti Ny. Samirah, pembantu, dan Tuan Tabrin membuat penonton makin tidak vokus. begitu pula pada laku dan ekspresi yang terlihat kaku dan tegang. saya juga ragu mereka faham dengan karakter yang mereka bawa.
ketiga, bentuk pementasan. bentuk pementasan yang menjadi kewenangan absolut sutradara terlihat aneh. sama seperti yang saya utarakan pada awal catatan ini. sebagai calon mantan mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, saya bingung harus di masukkan mana pementasan ini. di kotakkan dalam kotak mana. akhirnya saya paksakan masuk dalam kotak pementasan realis. ya. realis, meski ada beberapa adegan yang dibuat agak aneh tapi tetap garis besarnya adalah realis.
keempat, pesan tak tersampai. saya mengira-ngira pesan dalam pementasan ini. berusaha keras hingga saya menyimpulkan bahwa pesan pementasan ini ialah tentang keluarga. ya, hanya keluarga. padahal di dalam naskah asli yang telah dipentaskan oleh banyak kelompok teater lain, pesannya jelas. sesuai dengan keinginan penulis naskah. sebuag sindiran terhadap kehidupan para pejabat koruptor.

tanpa mengurangi rasa hormat. saya sampaikan bahwa pementasan ini membuat saya malas untuk melihatnya. sama dengan pementasan teater SMA muhammadiyah 2 surabaya beberapa waktu lalu. membuat saya ingin cepat keluar.
tapi tetap saja. sebagai penonton yang pura-pura baik saya ucapkan selamat! semoga esok kau lebih baik, wahai Teater Kedok ku.
salam budaya!!

Jika Boleh Ku Panggil Kau Begitu


Sepanjang hari ini ku melamunkanmu
Menghitung tiap senyum pahit
Mengkalkulasi dalam persamaan rindu
dan Ku temukan betapa aku tidak mengenalmu

Boleh saja pasir waktu menggenang bersamamu
Ratusan gelincir matahari mati
tapi Sayap kasih itu masih saja semu
Tak terpandang mata, tak terlukis hati

Kekasih, jika boleh ku panggil kau begitu,
Apakah kau seperti dalam buku
Menyediakan malam dalam segelas susu
Menggelar jerami dan tidur denganku

Kebaya yang ku hutangkan 'tukmu
Mulai lusu di makan udara
Belum lunas ia dibayar
Telah kuyu ia terlipat hatimu

Aku memilih dalam lamunan
Memilih kau mencintaiku
Memilih kau yang menyiapkan makan malan
Memilih aku sebagai segala untukmu

Saat bagun aku ragu

Sayang, jika boleh ku panggil kau begitu,.


-Muharram 7 '10
Masduki Jakaria menyukai ini.

Setelah Kematian-ku


Setelah kematianku
apakah kau bahagia, Ibu?
Kalau aku merasa lebih baik
8 bulan di rahim mu aku sesak

Lelaki yang tak mencintai
dan kau ibu yang mendustai

Ibu, apakah kau menangis?
karena aku atau darah yang mengalir
Aku hanya 1 ons diantara Jins dan karetmu
malu kau tunjukkan aku. dulu

Ku lebih bahagia tak jadi dilahirkan dengan nyawa
sebab aku tahu dunia yang kau punya hanya tipu
Cinta hanya untuk pencuri dan penipu
Bahagia langka bagai Rasul yang hanya 25

Ibu, aku tak menunggumu di Surga
Takkan ada do'a kau agar denganku
Aku dendam padamu
Aku benci padamu
meski dendam dan benci hanya untuk yang bernyawa

-Muharram, Mei '10-

Aku Panggil Nama-mu


Cinta itu mengetuk pintuku
Dengan sopan memperkenalkan diri
Tersenyum manis madu
dan Ia duduk malu menekuni mimpi

Aku panggil namamu


-Muharram, juli '10-

Persiapan menjadi seorang aktor (1)

judul tulisan ini sama dengan buku pertama dari dua buku stanislavski karena memang dari bapak teater modern itulah saya mengambil bahan dalam serial persiapan menjadi seorang aktor.
hal pertama yang stanislavski tuturkan ialah mengenai penciptaan. dalam hal ini ialah penciptaan rasa seorang aktor sebelum ia memulai sebuah latiahan pertama. ia mengatakan bahwa menumbuhkan keinginan untuk mencipta itu sesuatu yang sukar, tapi mematikannya ialah hal yang mudah. hal pertama yang saya perhatikan ialah frase "menumbuhkan keinginan". ternyata keinginan merupakan sesuatu yang amat penting dalam memulai sesuatu, anggap saja seperti niat sholat. tanpa keinginan tak akan ada hal yang terjadi sebab keingian dan gerak memiliki hubungan mesra sebab-akibat. kalau orang zaman dahulu bilang, tak ada asap bila tak ada api, tak kenal maka tak sayang.
selanjutnya, "mencipta itu sesuatu yang sukar". kenapa? karena memang begitu! contoh kasus, ketika anda sekolah dahulu anda diperintahkan membuat puisi oleh guru anda. apa yang ada rasakan pada awalnya? bingung? malas? atau malah gembira ria karena anda memang sedang melankolis? masalah dalam penciptaan dalam teater bukan hanya masalah bentuk itu saja, bukan hanya pada dialog dan gerak karena teater merupakn kepanjangan tangan dari naskah drama yang merupakan karya sastra. karya sastra atau lebih mudahnya saja kita bilang seni biar lebih luas mestilah memiliki dua hal. pertama, dulce yang bermakna indah. kedua, utile yang bermakna bermanfaat. jadi seni itu haruslah indah dan bermanfaat, begitu pula sebuah pertunjukkan teater.
setelah kita mengetahui apa yang indah dan bermanfaat yang akan kita ciptakan dalam sebuah lakon sebagai seorang aktor barulah kita memulai sebuah latihan. proses mengetahui tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara. misalnya, bedah naskah dengan sutradara, dan anggota bidang artistik serta para aktor. dalam bedah naskah tersebut sutradara akan memberikan pandangannya terhadap naskah drama yang akan ia sutradarai, apa yang ia mau, dan apa yang akan ia lakukan terhadap bentuk, karakter, dan taste naskah tersebut. tugas aktor dan anggota bidang artistik ialah mengakomodasi keinginan sutradara kedalam ide yang ia punya. sehingga akan terjadi diskusi panjang tentang pandangan naskah tersebut antara mereka.
setelah jalur pertunjukkan naskah tersebut terlihat, maka dimulailah proses latihan.

"semangat"