Senin, 16 Maret 2009

patah hati 1

ketika hatiku berkata
engkau milikiku yang tak termiliki.
aku marah padaMu
pada takdir yang menyesatkan aku
untuk mengasihi dia yang berlalu

jangan ambil hatiku
jangan ambil hatiku
jangan ambil hatiku
jika hanya akan pergi
jika hanya tuk sakiti aku

Pertanyaan?



Kenapa aku harus mencintai-Mu.
Sementara kau biarkan anak-anak-Mu.

Menangis hilang tanah air, harta, keluarga.

Tak tersisa lagi darah untuk ria.
Apalagi air mata menetes.

Tinggal bahgia yang menguap di dinding hati


Inikah yang Kau katakan tentang persaudaraan,

Tentang cinta, dan

Tentang surga dunia.

Tapi mengapa aku tak merasanya?


Aku terusir dari tanah-Mu yang jadi kelahiran bangsaku
Tanah suci dengan bukit tuhan mengelilingi.

Bapakku nati lebur paru

Ibuku hilang akal harap tangan-Mu.


Lalu, kenapa aku mempercayai-Mu?
Kenapa aku begitu mencintai-Mu.



3 Februari 2008

Say Somen Thing

aku ingin mengatakan ini pada seseorang yang aku cintai sampai saat ini

"Mereka harus menciptakan istilah untukmu"
"melihatmu saja tidak cukup"
"menatap adalah satu-satunya cara yang masuk akal"
"Mencoba untuk tak berkedip agar tak ada yang terlewatkan"
"Semuaitu disatukan dalam dirimu"

"Maafkan aku"
"Masalahnya kau sangat cantik"
"Sangat cantik hingga aku ingin melihatmu sekali lagi sebelum mengakhiri malam ini"

"aku sayang padamu"

Mama


"mama,..." "mama,..." "mama,..."
sesenggukan aku sendiri diujung kamar memanggil mama yang tak kunjung datang. malam ini kian mengerikan setelah badai yang penuh dengan suara petir serta lampu padam. tak ku dengar suara siapapun malam ini. tak ada suara papa, adikku adrye, dan mama. malam ini aku sendiri di rumah sebesar ini, seorang gadis kecil yang baru berumur 14 tahun dan tak pernah merasakan sekolah serta bermain dengan anak-anak tetangga sekalipun.

dulu mama sering membelikan aku kue kering dan biskuit pada saat belanja mingguan. rumah kami memang agak jauh dari pusat kota, kira-kira satu setengah jam perjalanan. meski aku tak pernah keluar rumah, mama selalu menceritakan aku bagaimana orang-orang saling berhubungan dan bagaimana mereka saling menghancurkan karena itulah aku dilarang mama keluar rumah. "ketika kau ke kota nanti, kau akan menemukan banyak nenek sihir, setan berdasi, setan menyetir truk, manusia-manusia srigala dan banyak hal lain yang mengerikan. jadi,..? apakah kau masih ingin ikut dengan mama ke kota untuk belanja mingguan?"
jawaban yang tidak pernah aku duga dari mama saat aku bertanya tentang keinginanku belanja mingguan dengan mama. setalah itu aku tak pernah berharap pergi ke kota meski kadang juga aku inginkan itu. adrye, adikku memiliki keberanian yang hebat sebab ia berani keluar rumah bahkan bersekolah. kata mama adrye dikarunia oleh tuhan kekuatan untuk melawan kejahatan. aku percaya saja sebab ia mampu membaca tulisan-tulisan aneh dari bukunya. pernah kucoba menirukan ucapan adrye ketika ia belajar membaca namun mama melarangku. "novia! jangan pernah kau belajar membaca seperti adrye!" hardik mama tiba-tiba dari arah punggungku. adrye hanya tersenyum lalu mengedipkan mata lucu. di tiap malam adrye selalu membaca keras-keras supaya aku juga bisa menirukannya belajar. kami memang saling menyayangi.
malam-malam sebelumnya memang aku selalu sendiri sebab aku hanya boleh tinggal di ruang bawah tanah dan hanya boleh ke atas ketika pagi sampai sore setelahnya aku di rung bawah tanah dan makan malamku hanya kue kering atau biskuit serta susu coklat sedangkan mama, papa, dan adrye makan malam di atas, entah dengan menu apa. pagi tadi aku mendengar papa mengatakan akan pergi dari rumah untuk selamanya dan meninggalkan kami semua di rumah ini. mama menangis bahkan mengiba pada papa sedangkan adrye belum pulang sekolah. aku mendengarnya, mereka bertengkar tentang masa depan mereka. papa bosan dengan kehidupan desa yang membuatnya makin tertekan setelah kehilangan pekerjaan akhir tahun lalu. "tahukah kau! setiap hari aku merasa makin tertekan dirumah busuk ini! tak ada lagi kedamaian!" "kau selalu menuntut dari aku tapi apa yang telah kau berikan!! apa!!!"

"aku telah berikan kau semuanya tapi kau telah menghancurkannya dengan melahirkan seorang anak perempuan cacat!!!" "jadi aku yang salah?! bukankah kita berdua yang membuatnya cacat!" "aku?! kau yang tak inginkan dia sejak awal! aku telah melarangmu melakukan apapun termasuk mencoba menggugurkannya. dan hasilnya gadis kecil itu tetap lahir namun cacat. sebenarnya aku menyayanginya tapi wajahnya itu,..." "kenapa dengan wajahnya? dia memang tidak sama dengan yang lain tapi dia anakku, anak kita" terdengar pintu tertutup dengan keras sampai kaca jendela terasa bergetar. dalam hati aku bertanya-tanya siapakah anak gadis yang membuat papa dan mama bertengkar. selama ini aku tak tahu kalau aku memiliki seorang saudara perempuan. aneh. aku dengar suara mama menangis. mama menjerit lalu terdengar suara benda berat yang jatuh. aku kaget dari setengah tidurku. mencoba menerka apa yang jatuh. ketika aku mencoba membuka pintu ruang bawah tanah untuk melihat apa yang terjadi, pintu itu tak mau di buka. di kunci dari luar. aku memanggil-manggil mama tapi tak ada jawaban suasana makin gelap dan aku takut. "mama" "mama" "mama" "mama" tak ada suara yang menyaut teriakanku. aku tak tahu adrye dimana. aku tak tahu papa dimana. aku tak tahu mama kemana. dan aku hanya menangis menanti, menanti, dan menanti.


selesai 10 mei 2008

Sompa

23 Juni 2008

Sompa



Sompa.
tak mengapa kau ada.
meski datangnya di pelupuk mata
meski jiwa telah tergadai jadi berjuta.

kabar itu datang darimu, sompa.
kamboja ungu yang beku
menanti cahya, lelehkan bumi
cairkan aku padamu

ah, tahukah kau?
aku tak sabar untuk berduka

Didinding-Mu Hamba Menanti

22 Juni 2008


aku ingin bertemu denganmu tuhan. selama ini kau hanya maya dalam dusta syek janggut merah. beberapa kali aku coba bertanya dan jawabannya ialah hardikan nan pedas.

"dasar kau pendosa!!! kenapa kau pertanyakan tuhan seperti kau tanyakan siapa bapakmu?!!!! pergi! dan jangan kembali lagi bila kau hanya akan terus bertanya tentang siapa tuhan"

jalan-jalan lengang di subuh yang masih mengumandangkan tasbih dan doa membawaku ke kelok-kelok sunyi, dinding besar para darwis yang "agung". memang benar aku tak tahu siapa bapakku, yang aku tahu dari ibu, si pelayan bar, bahwa bapakku ialah seorang pelanggan bar yang terlalu sering datang ke bar hingga mereka jatuh cinta. cinta yang akhirnya mewujud dalam wisnu, aku. ya, namaku memang wisnu dewa pencipta para hinduis.

"lalu dimana bapak sekarang ibuku yang mulia?"
"setelah malam itu kami membuatmu, ia pergi. tak tahu aku kemana ia berlabuh saat ini. aku hanay tahu ia pergi berlayar dengan husain menuju mesir."
"tidakkah ibuku yang kasih tak rindu?"
" memang aku rindu. sangat rindu. tapi ia telah menghadiahkan anak laki-laki luarbiasa sepertimu. maka rinduku telah terbayar dengan senyummu anakkku.
"ibuku yang mulia,..." aku mengeluh hanya mendapat jawaban yang sama tiap pertanyaan ini muncul diantara kami. dan diakhiri dengan satu kalimat.
"tak tahukah kau matahariku, kau mirip sekali dengan ayahmu."

selama ini aku mencari tuhan sebagai hal yang paling tahu dari apapun. gaib yang membentangkan jagat dengan jentik lemah. tapi tak ada yang meu menjawab, dimana tuhan.
ketika ku datangi altar masjid-masjid megah para darwis, yang kulihat hanya damai yang tenang. syair-syair indah tentang tuhan mereka senandungkan dengan begitu nyata seolah tuhan ada didepan mereka. inginku bertanya pada para darwis,namun ibu melarang, katanya mereka terlalu suci untuk bertemu dengan aku yang kotor. maka hanya ada satu jalan yang bisa aku lakukan. tidak ku tanyakan pada siapapun tentang pertanyaanku tapi kutanyakan pada diriku sendiri. tiap malam setelah bekerja sebagai penarik pedati aku sediakan waktu duduk-duduk di di depan dinding angung masjid para darwis. mendengarkan syair-syair tuhan ini buat aku tenang.
Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." *

maka terenunglah aku. terkadang sampai panggilan ibadah subuh aku masih disitu. setiap malam berlau dengan syair-syair tuhan membuat aku ketagihan hingga aku dipanggil si tukang dinding oleh orang-orang. paginya aku tetap bekerja sebagai penarik pedati dan hasilnya selalu aku berikan pada ibuku yang mulia meski terkadang beliau menyuruhku menyimpannya sendiri.
suatu pagi sekembalinya aku dari merenung, ibu menghapiriku.

"sudah saatnya engkau menikah anakku. ketika kau menikah nanti, kau takakan keluar malam lagi setiap hari dan hidupmu akan lebih tenang"
"anakmu ini tak pernah memiliki pandangan tentang perkawinan ibuku yang kasih. anakmu tak tahu dengan siapa akan menikah"

malam-malam berikutnya aku kembali duduk diam di samping dinding Agng itu lagi. malam ini aku merasa resah karena persoalan pernikahanku nanti. suatu malam aku tertidur. entah dalam mimpi atau kenyataan, aku bertemu dengan salah seorang darwis, ia mengenakan pakaian putih-putih dengan surban merah. wajahnya bercahaya menampakkan kesucian. segera aku bangkit dari duduk dan terseyum kaku membalas senyumnya yang murni. darwis itu kemudian mengambil tanganku, membuka telapakku dan menyerahkan sesuatu disana. aku tak tahu apa benda ini. ia bercahaya seperti sang darwis. dalam kedipan kedua aku tak menemukan lagi sang darwis didepan ku.

ketika ku buka mataku di tengah panggilan ibadah subuh dengan terheran aku menemukan sesuatu di tanganku. benda itu seperti sebuah cawan kecil yang terbuat dari emas.

"ibuku yang kasih, aku bermimpi bertemu dengan seorang darwis tadi malam. dan ketika bangun aku mendapatkan benda ini ditanganku"

"subhanallah! subhanallah! subhanallah!"

"tahukah kau anakku, cawan ini ialah hadiah yang pernah ayahmu berikan sebelum pergi dan tak kembali. benda ini sempat hilang ketika aku melahirkanmu."

mendengar pernyataan ibuku ini aku sangat kaget. lalu dengan terbata aku berkata
"ibuku yang mulia, izinkan aku memberikan hadiah bapakku ini kepada nur, mempelaiku nanti sebagai mahar. mungkin ini yang bapak inginkan. subhanallah"

mata ibu berbinar lalu turunlah bulir-bulir air mata itu, bukan perih yang kulihat tapi bahagia yang telah lama tak nampak dari mata ibuku yang mulia.

hari berikutnya, sehari sebelum pernikahan aku menemui sang syeik janggut merah. kucium tangannya setelah mengucapkan doa keselamatan untuknya. mlihat perubahan ini sang syeik terkejut dan berusaha bertanya apa yang membuat aku, sang pendosa menurut syeik, menjadi pribadi yang baru. makaku ceritakan perihal mimpi itu, dengan sabar sang syeik berkata.

"Allah telah menurunkan rahmat-Nya padamu wisnu. Allah memberikan jawabannya dengan membuat engkau terus bertanya tentang apa yang paling ingin kau ketahui. bukan masalah tuhan siapa atau diamana bapakmu. tapi untuk apa kau ada di dunia ini."

ibuku yang mulia telah mempersiapkan pernikahan sederhana dengan wanita sederhana yang kelak akan melahirkan lima anak yang membuat aku bangga sebagai seorang pemimpin dalam keluarga. ibuku yang mulia, nyanyian para darwis, syeik janggut merah, serta nur istriku telah melengkapi aku sebagai manusia.

Petaka Untukmu

22 Juni 2008


Dan tepian malampu berganti
Dengan cahya petaka

Menanti duka yang robek
Jiwa-jiwa sepi.


Di tepian hari,

Kini aku bermimpi

Temui Sang Tak Terjawab
Hanya 'tuk bertanya
Manakah yang lebih berharga

Darah atau asmara


Sepi hari,

Jadi kian indah

Dengan nyanyian yang mengalun

Tenang dalam nama-Mu.


Sebutlah aku
Dalam malam dan tepian hari
Maka aku datang dengan tangan terbuka

Membawa petaka untukmu
"jihad adalah kewajiban bagi pasukan militer, itu betul, tapi jihad juga tugas setiap orang yang beriman. itu artinya, ketika pasukan militer yang dipimpin Shalahuddin melancarkan jihad melawan para penyerang kristen, setiap prajurit Muslim juga berjihad ; jihad dengan hatinya, dimana dia menahan godaan dosa-dosanya; jihad dengan lidah, di mana dia menahan godaan untuk tidak berkata-kata kasar; jihad dengan tangan, yang melarangnya untuk melakukan perbuatan buruk; dan yang terakhir adalah jihad dengan pedang untuk berperang melawan kaum kafir, terutama kaum kristen yang percaya pada Trinitas. "

(sumber; James Reston, Jr. dalam Warroirs of God, 178)

Shalahuddin atau Shaladdin merupakan tokoh islam pada perang salib III. dia ialah seorang sultan pemurah, alim, serta seorang peracit strategi perang yang andal. Shalahuddin yang bernama asli Yusuf lahir pada tahun 532 hijriyah atau 1137 M. sang penakluk tanah suci Yerusalem ini memiliki tingkat ketergantungan mungkin juga kecanduan berat dengan Al Qur'an. setiap kali Shalahuddin mendapatkan kemenangan ia selalu membuka salah satu ayat yang telah hafal dalam A l Qur'an kemudian merasakan betapa besar kekuatan Allah SWA sebaliknya ketika ia mengalami kekalahan, kegusaran, atau keragu-raguan dengan ia buka kembali Al Qur'an sebagai jalan hidupnya. Luar biasa bukan!!!
kita lihat saat ini para ulama kok malah rasanya malah menjauhi Al Qur'an ya???
malah ada yang menggunakan Al Qur'an sebagai alat mencari massa untuk pemilihan umum, sayang sekali bukan.

Tuhan,...


Tuhan,..

Pertemukan aku dengan dirimu

Engkau yang tak termisalkan apapun

Engkau yang memiliki kesempurnaan


Ketika surya tenggelam

Hatiku remuk redam

Mencarimu dalam bayang diam

Mencari diriku yang kesetanan


Tuhan,..

Dimana aku harus memelukMu

Apakah fajar yang menyingsing milikku


Tenggelam aku di kolamku sendiri

Tak ada uluran tangan

Yang kulihat hanya baying tangis ibu


Tuhan,..

Aku rindu diriku yang hilang

Diriku yang remuk redam memendam bara hidup

Diriku yang berlari mencari cintaMu


29 april 2008

ayah,.. ibu?

11 Juni 2008


ayah,...
bolehkah ku sebut namamu?
rindu ini telah membuncah, ayah
rindu pada ibunda yang melahirkan aku

ayah,...
bisakah ku bertemu ibu malam ini?
malam-malam yang lalu itu penuh resah
sepi dan dingin tanpa kasih yang selimuti

ayah,...
ini permohonanku padamu
izinkan aku menemuinya sekali saja di fajar yang cerah
di langit yang bersinar manja madu.

ayah,...
bisakah kupanggil kau dengan ayah?
kau lelaki yang mengilhami ragaku
ibu yang mengerami jiwaku.

Surabaya. Perjalanan menjadi Pahlawan


1293
Churabaya didiriken oleh Raden WWidjaja setelah dia orang dan pasoekannja mengalahken tentara Mongol dati Tiongkok

1358
Churabaya didjadiken pintoe grbang perdagangan Madjapahit

1483
Soerabaja dibawah Kesoeltanan Demak

1570
Soerabaja dibawah Kesoeltanan Padjang

1598
Diserang oleh Panembahan Senopati dari Mataram

1614
Diserang oleh Soeltan Agoeng Hanjokrokoesoemo dari Mataram

1675
Soerabaya direboet oleh Troenodjojo

1677
Dikoesai Amangkoerat dari MAtaram jang dibantoe VOC

1743
Soerabaia dibawah kekoesaannja VOC

1906
Soerabaja ditetapken mendjadi kotamadia atawa gementee oleh pemerintah Nederland Indische.

1942
Soerabaja direboet pasoekan Djepun pada perang Doenia jang kedoea

17 Agustus 1945
Repoeblik Indonesia menjataken merdeka dari belanda

3 september 1945
Soerabaja merdeka dibawah Repoeblik Indonesia

19 september 1945
orang-orang Walanda mengibarken bendera merah-poetih-biroe di hotel oranje djalan Toendjoengan. arek-arek Soerabaja marah dan menjobeknja mendjadi merah-poetih, bendera repoeblik kita orang.

25 oktober 1945
Inggris mendarat di pelaboehan Perak dipimpin Djendral Mallaby

30 oktober 1945
terdjadi insiden jang hebat di djembatan merah, sehingga Mallaby tewas

9 november 1945
Inggris kasih oeltimatoem soepaja rakjat Soerabaja menjerah tanpa sjarat

10 november 1945
Perang terbesar jang dialami Inggris di asia dengan korban ruboean serdadoenja dan sekitar 20.000 arekSoerabaja goegoer mempertahankan kehormatannja sehingga ini kota ditetapken sebagai kota Pahlawan


(sumber ; cakcuk suroboyo)