Minggu, 18 April 2010

Naskah : Hukum


HUKUM

karya Muharram

berdasarkan karya-karya Chairil Anwar

ADEGAN I

berdiri di pangung sosok besar dengan baju hitam dan dasi hijau. Ialah seorang Hakim. Seorang yang menentukan kebenaran di bumi. Kebenaran manusia.
Dibelakangnya. Ada sosok tikus yang saat ini belum terlihat. Ialah seorang penuri. Seorang pendosa yang mengerti aturan dan hukum.

Ketika cahaya matahari yang hijau dan merah merekah, beberapa orang rakyat terlihat membawa seserahan bumi. Mereka meletakkannya bertumpuk hingga berbentuk piramida kecil. Sementara itu, di belakang hakim sang tikus mulai mencuri-curi pandang apa yang dibawa oleh para rakyat.

“haaaaaah!!!!!” kata hakim pada para rakyat.

Rakyat yang telah selesai dalam upacara seserahan mulai beranjak pergi dengan diiringi penggalan lagu Bagimu Negri.

“padamu negri kami berjanji”
“padamu negri kami berbakti”
“padamu negri kami mengabdi”
“bagimu negri jiwa raga kami”
sang hakimpun berseru

“Suaranya pergi terus meninggi”1
“kami yang mendengar melihat senja”2
“kami rasa bahagia tentu 'kan tiba”3

ADEGAN II

hakim yang tengah gembira dengan seserahan rakyat membiarkan dirinya ditutup matanya oleh tikus besi. Ia ditutup matanya dengan dasi hijaunya.

Tikus itu mulai mengendus seserahan mencari-cari yang terbaik.

Terdengar suara bergemuruh. Saling saut.

“Saban sore ia lalu depan rumahku”
“Dalam baju abu-abu.4”

“Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul.5”

Hakim yang tertutup matanya pun bertanya

“siapa berkata-kata?”
“siapa berkata-kata?”
“siapa berkata-kata?”6

Tikus yang kaget pun lekas mengembalikan seserahan ditempat semula. Lalu ia pun mulai meniru nyanyian rakyat sambil menyumbat telinga hakim.
Rakyat berseru.
“ada yang menggamit?”
“ada yang kehilangan?"7

“padamu negri kami berjanji”
“padamu negri kami berbakti”
“padamu negri kami mengabdi”
“bagimu negri jiwa raga kami”

Hakim pun kembali tenang. Tikus kembali mengambil seserahan lalu bergegas pergi.



ADEGAN III

pentungan kembai bertalu-talu. Menggema bersama kepanikan para rakyat.
Sedang sang hakim hanya speti orang baru bangun tidur.

“ganyang!!!”
“ganyang!!!”
“ganyang!!!”
“ganyang!!!”
“ganyang!!!”

rakyat yang marah mulai menghancurkan seserahan yang tadi mereka serahkan. Mereka mencari-cari dimana
tikus yang bersembunyi di balik hakim terlihat resah,...
dan akhirnya diapun ketahuan para rakyat. Lalu diseret kedepan hakim. Minta keadilan.

“ aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
kata seorang rakyat pada hakim
“aaaaaaaaaaaaaaaaaa'
di jawab oleh rakyat yang lain
“ lak! Lak! Lak! Lak!”
jawab tikus
“aku akan menyebarkankemenyan dan minya balsem di tempat tidurku. Aku akan menyalakan lampu dan membasuh tubuhku.”
“ aku harus berdo'a. Memilah tirai-tirai yang menutupi mataku”

hakimpun berseru. Rakyat berkumpul di sudut menanti hakim memutuskan.

“aku ingin mengetahui apa itu doa, karena tampaknya membosankan ketika aku satu-satunya pihak yang berbicara”
tikus masih saja berlagu.

Sementara itu rakyat bergerombol di sudut ruang. Menunggu. Berlagulah mereka.

“aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu”
‘aku sekarang api aku sekarang laut”8

Hakim

“tuhanku “
“dalam termangu aku masih menyebut namamu”9

Rakyat masih terus berlagu
Hakim lalu seakan berkaca, namun yang ia lihat tikus dikaca. Menempeli hakim dengan amplop-amplop.
Hakim dan tikus
“aku berkaca.”
‘ini muka penuh luka’
“siapa punya’

“ku dengar seru menderu’
“-dalam hatiku?”
“apa hanya angin lalu”10







ADEGAN IV


Rakyat kembali gempita. Musik kembali bertalu-talu
Tikus
“ aku mau hidup seribu tahun lagi”11

Rakyat yang marah terus saja menggayang tikus dan hakim.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
‘aaaaaaaaaaaaaaaaaaa”

‘aaaaaaaaaaaaaaaaaaa”

‘aaaaaaaaaaaaaaaaaaa”


Dengan sekali sentak tikus pun jatuh. Hakim berlutut . tikus kembali ke punggung hakim
Hakim ‘
“ya Allah! Badanku terbakar –segala samar”
“aku sudah melewati batas’
“kembali? Pintu tertutup dengan keras”12

“hidup hanya menunda kekalahan’13

Rakyat itu lalu terdiam. Mereka mengamati hakim yang tumbang. Salah satu rakyat menarik dasi hakim dan berusaha memakainya. Mereka saling berebut hingga satu orang menguasainya.

“ku ulangi yang dulu kembali”
Sambil bertutup telinga, berpincing mata”
Menunggu reda yang musti reda’14

------------ selesai------------------

Nb : dibutuhkan kreatifitas dan totalitas dalam penggarapan naskah ini. Selamat berkreasi

Untuk Teater Kedok – ku

muharram, april 2010


Diperbarui pada hari Rabu · ·
Tiaranita Ramadhani
Tiaranita Ramadhani
makasi y mas...
Dah mw buatin karya ini dan bantuin qta...
Kam pukul 14:03 melalui Facebook Seluler ·
Firsty Rahma
Firsty Rahma
makasih banyak masss....

Ukhti

kekasih
berdirilah didepanku menatap kubah
aku ingin merasakan lagi denganmu
ketika hati t'lah berjanji dan kedua tangan bertakbir
relalah semua yang ada
tak ada lagi sepi dan kekosngan
sebab disana masih ada kasih-Nya
yang mega meluap-melimpah deras

aku menyembah-MU diantara kaki, kekasih
dan tanah air yang meradang
subhanallah rabbiyal a'la wabihamdi
subhanallah rabbiyal a'la wabihamdi
subhanallah rabbiyal a'la wabihamdi


Rab. apa lagi yang bisa kulakukan?
tiga lelaki dalam ruhku telah pergi
terkubur bersama AK 47 dan takbir
yang biasa terpekik dan tertanam di hati mereka
saudara lelakiku

Allahuakbar

Rosullah yang mengantarkan mata kami pada islam
Ialah yang mengatakan bahwa muslim yang
melihat kezaliman. maka ia,
wajib melakukan tiga hal.

berbicara baik telah terbit ribuan bulan
tapi mereka usang dibakar matahari
doa-doa tersemai dari kebun hati tiap saat
berhapa pinu kemurahan terbentang
hingga nur rahma menerpa wajah kami.
wajah kita.
dan kini, kan gerak yang menjawab semua.
menyatakan pada mereka bahwa kami sama
punya diri dan harga mati
bahwa kami juga punya cinta untuk setiap helai daun,
percikan air, dan gemburnya tanah

Ayat Al Akrash
panggillah namaku kekasih
redakan ragu dan pilu dalam hatiku
nyanyikanlah surah-surah itu sekali lagi
sebelum salam terucap dan TNT terpasang

kekasihku
ku tunggu kau disurga
biarkan Rab meridhoi kita
sebagai pengantin surga

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

-muharram, 5042010-
Ditulis sekitar satu minggu yang lalu · ·
Oktavia Catur Handini
06 April jam 19:58 melalui Facebook Seluler ·
Titik Dwi Itu Hening
Titik Dwi Itu Hening
Jempol dh :-)
06 April jam 20:14 melalui Facebook Seluler ·
Elmi Elek
Elmi Elek
mantep
06 April jam 20:28 ·
Putri Sepi Sunyi
Putri Sepi Sunyi
bingung deh. terlalu panjang. aku ga suka yg panjang2..:-) hhihiy.. bikin lagi yg lebih pendek simpel ya:-) sy tnggu
07 April jam 0:36 melalui Facebook Seluler ·
Devi Ra
Devi Ra
sepertinya butuh pasukan densus disini..
knp judulnya hrs .. "ukhti" ??
07 April jam 8:13 ·
Freek Freedey
Freek Freedey
knpa musti menyinggung ayat Al-Qur'an... ??? duh.. panas...
07 April jam 8:57 ·
Elmi Elek
Elmi Elek
iya,,,..aku bingung tapi..jdulnya kok ukhti ya??/
07 April jam 12:49 ·
Devi Ra
Devi Ra
@ elmi : mik, km ga keliata dewi di skolah? wis pulang ta?
07 April jam 12:50 ·
Elmi Elek
Elmi Elek
lhoalah ga tau mb.....

beda kelas..ga ketok.tadi lgsung pulang ak
07 April jam 12:53 ·
Freek Freedey
07 April jam 14:58 ·
Elmi Elek
Elmi Elek
?mz dio pnggil ak ta ngapain iku?
07 April jam 16:29 melalui Facebook Seluler ·
Freek Freedey
Freek Freedey
ngajak jalan... mw ?
07 April jam 16:35 ·
Muharram Ku
Muharram Ku
@dio. Serangan udara ni. Hehe
@dpok n elmi. Ukhti it artix apa hayo?
@dpok. Nek tanya adike yo nang mas'elah.
@putri. G suka yg panjang? Hahaha ok ok.

Sekeras LAngit

Diunggah melalui Facebook Seluler
hatiku dari batu.
tak mau aku mencair hanya karena debu.

aku bisa membunuhmu.
aku bisa lebih keliru atas hidupmu.

jadi, menjauhlah bila tak sama. Atau,
ikuti aku jangan tanya apa dan bagaimana.

aku bisa sebenci itu.
sekeras langit.

-muharram. 190210
Diperbarui sekitar seminggu yang lalu · ·
Devi Ra
Devi Ra
bagaimanapun,
ada yang tak sama denganmu ..
bahkan, ada yang sama persis denganmu ..
lalu ?
kau bisa apa? mereka bisa apa?
06 April jam 12:47 ·
Muharram Ku
Muharram Ku
karena hidup hny menanti kekalahan
06 April jam 13:06 melalui Facebook Seluler ·
Devi Ra
Devi Ra
mungkin, disitu letak sama dan tak sama kita..
06 April jam 14:14 ·
Muharram Ku06 April jam 15:19

Menggulung Hati

Diunggah melalui Facebook Seluler


ada saja yang kau lakukan manjaku.
malam lalu,
kau curi bintang di awan ku. Dan,
sekarang kau tak kembalikan awan di saat hari.

lihatlah apa yang ku bawa.
sepotong hati yang membeku.
ia tak mati.
ia lebih hidup dari nafas ku.

ku berikan padamu.

malam-malampun berlalu tanpa hari.
ketika kau letakkan lagi bintang dan awan.
ku temukan mereka dalam kotak putih
dengan noda merah darah d dasarnya.
warna hatiku yang kembalikan.

ku pandang-pandang tak jemu.
ku usap-usap hingga berasap.

sambil ku timang.
ku cari cara redakan luka yang menetaskan cinta.
lalu, ku gulung saja seperti perkamen.
ku hiasi dengan kecupan bibir dan jernih mata.

oh, hatiku yang tergulung.
reot ia di makan luka.

-muharram, 4410-
Ditulis sekitar 2 minggu yang lalu · ·
Freek Freedey
Freek Freedey
setrika aja boi itu hati...
tentu dengan sebuah plakat nama yg kau tak ragu :)
05 April jam 7:35 ·
Muharram Ku
Muharram Ku
hahahaha PG mode melo : on.
utangq di ria numpuk. Waduh aq tak cri cra buat kabur.
05 April jam 10:08 melalui Facebook Seluler ·
Freek Freedey
Freek Freedey
HAHahahaha kampret kon... ayo bayar !!!!

rhea.... ada yg mo kabur neh....
05 April jam 10:17 ·
Muharram Ku
Muharram Ku
wíh, kompak wih!
ini ga adil (gaya lebay)
05 April jam 11:26 melalui Facebook Seluler ·
Freek Freedey
Freek Freedey
hahahaha hus...
05 April jam 12:45