Kamis, 19 Maret 2009

berlatih berteater 1

berteater merupakan sebuah kegiatan mengeksploitasi kemampuan keaktoran dengan tujuan menciptakan sebuah lakon yang sesuai dengan naskah dan keinginan sang sutradara dengan menampilkan sebuah penampilan yang sarat akan emosi dan "pintar" bukan hanya sistematis.
sistematis maksudnya apa yang ada dalam pikiran aktor sebagai sebuah pengalaman hidup di adaptasikan sendiri oleh aktor dan disesuaikan dengan peran yang ia perankan, sehingga akan menciptakan sebuah karakter tokoh yang diolah sendiri oleh aktor tanpa dilakukan sebuah studi terlebih dahulu.
setalah melakukan studi terhadap karakter lakon yang akan diperankan mulailah dengan berlatih memahami

Aku Ingin Pulang



original soundtrack "orang asing"

lilin ini menetes sepi
menggantikan jiwaku yang rindu
rindu pada mereka yang menunggu

kabut ini gelapkan mata
sinar tiada tampakkan wajah wajah
ia yang ku rindu

reff:
aku ingin pulang kepada ibuku tersayang
aku ingin pulang kepada adikku yang manis
aku ingin pulang kepada bapakku yang pemberani
aku ingin pulang kepada kampungku yang malang

embun hapuskan dahaga pagi
menanti titik-titik cahaya
bersinar menyinari rinduku

reff:

sepi. sepi. hari ini terasa sepi
hampa. hampa. jiwa ini terasa hampa
tanpa dirimu. tanpa dirimu
tanpa dirimu. tanpa dirimu.

reff:



muharram & plato, juli 2008

hidupku


semuanya menjadi berubah ketika ibu pergi dan ayah makin hari makin jadi pendiam. sudah satu bulan lebih ibu pergi tanpa pesan apapun meninggalkan aku, putra, dan ayah. ketika aku tanyakan dimana ibu pada ayah, ayah hanya diam sambil menghidung uang lembaran seribuan hasil berjualan koran hari ini. putra, adikku, pun menanyakan ibu pada ayah dan aku tapi kami berdua hanya bisa diam, tak mengerti apa yang mesti dijawab sebab kami tak tahu. kata beberapa tetangga yang suka mengurusi urusan orang lain berlebihan alis tukang gosip, ibu pergi meninggalkan kami karena sudah tak tahan dengan kehidupan serba kekurangan.
ayah memang hanya seorang loper koran, katanya, ayah sejak muda berjualan koran dengan berkeliling satu kecamatan dari pagi sampai sore hari. ayah tak memiliki ijazah sebab hanya sekolah sampai kelas 4 sebab kakek tak punya uang lebih dari hasil mengayuh becak tiap hari. hanya cukup untuk makan dan menghidupi tiga anak, seorang istri dan dirinya sendiri. ayah tak pernah malu meski sering diledeki anak-anak atau teman sebayanya yang terus sekolah. ayah hanya memikirkan cara untuk makan hari ini dan menabung barang sedikit untuk hal yang mendadak. ayah juga cacat secara fisik, tangannya tidak tumbuh dengan baik, agak bengkok.
kami tinggal di sebuah kamar kontrakan 3x4 meter dengan kamar mandi yang harus bergantian dengan tuan rumah dan kami harus tahu diri sebab ayah sering kali telat bayar uang kontrakan. pemilik rumah untungnya baik hati sebab tak pernah menagih uang kontrakan dengan semena-mena atau berbuat seenaknya pada kami, mereka adalah orang-orang baik yang sering memberi aku dan putra nasi tanpa lauk tiap hari semenjak ibu pergi, begitu juga para tetangga lain yang masih punya iba dan sedikit kelebihan di kampungku yang sempit. ayah kadang memasak untuk kami sebelum aku berangkat sekolah dan ayah jualan koran, sementara putra main sendiri di rumah ketika aku sekolah kadang ia main di tetangga.
di sekolah, aku sering di ejek karena miskin, kumal, ayah yang seorang tukang koran, serta ibu yang pergi.
"he! anak e' loper koran kere"
"gak due ibu,... ibu e' minggat!" tidak punya ibu,... ibunya pergi

tapi aku hanya diam dan kadang menghindari mereka yang mengejekku serta para ibu yang melihat dengan tatapan gosip dan mendatangi teman yang mau menerimaku dengan sikap yang biasa. aku sering dipanggi Bu Yati karena belum membayar iuran sekolah dan buku tugas . ketika aku mulai tak tahan dengan perlakuan teman-teman serta desakan untuk segera membayar semua tunggakan, aku hanya akan menangis di kamar mandi sekolah yang jorok. pernah suatu kali Pak Tarji, kepala sekolah, mendatangiku dan menasihatiku untuk tabah meneima semuanya meski aku masih kelas 4 SD. beliau mengatakan bahwa aku tak perlu lagi memikirkan membayar iuran sekolah serta buku tugas sebab telah dilunasi oleh beliau
"sudah bapak bayar, nduk."
"tapi kamu harus rajin belajar ya,.. jangan lupa sholat"
"ingat, jangan berbuat yang nantinya kamu sesali. jaga bapak dan adikmu, jangan dengar kata orang yang jelek dan jangan dendam pada mereka tapi doakan mereka agar jadi lebih baik, ya,.."

suatu hari aku dan ayah membantu tetangga yang sedang mengadakan hajatan. setelah berjualan koran ayah lekas membantu mendirikan tenda dari terpal, sementara aku membantu didapur. aku tdak membantu memasak tapi aku mencuci piring, mengepel, menghaluskan bumbu dengan menggerus meskipun pemilik rumah memiliki blender "biar hemat energi" katanya, serta membeli barang-banrang lain yang dibuthkan tetapu kurang atau belum terbeli. tk jarang aku mendengar suara-suara miring tentang aku dari pemilik rumah meski tubuhku bersimbah peluh "kalau mau bantu itu yang beneran, jangan asal-asalan!". putra yang baru berusia enam tahn dimarahi oleh pemilik rumah karena makan kue anaknyam padal anaknya yang memberi kue itu pada putra "heh! kecil-kecil suka minta_minta! mau jadi apa?!" hardiknya. bahkan saat aku tak sengaja menjatuhkan tissu pemilik rumah itu mengusirku setalah semua persiapan telah usai "dasar anak'e wong kere, ga due isin! ngaleh! nggarai kotor omahku ae!". dasar anaknya orang miskin, nggak punya malu! pergi! buat kotor rumahku saja!.
tak ada orang yang membelaku saat aku beranjak pergi sambil menggandeng putra pulang dengan peluh membanjiri muka serta perut yang lapar. ayah masih membantu menata kursi sehingga tak tahu kepergianku. sesampainya dirumah, putra bilang lapar namun tak ada makanan dipetak kami sehingga dengan rasa malu yang sangat aku mendatangi warung dekat rumah minta utangan nasi putih dan krupuk.
"wes nduk, gak usah utang. panganen ae ambek adekmu" sudah, nggak perlu utang. makan saja dengan adikmu.
"lo, gak dikasih makan sama tante?"
"mboten bude". tidak bude
"olah,.. dasar orang tak tahu terima kasih! sudah bawa saja nasi pecel ini buat putra"
"terimakasih bude"

di rumah aku mencari-cari kerja meski sekedar membantu tetangga mencuci pakaian atau piring, membeli barang di pasar yang berjarak satu kilo dengan berjalan kaki hanya untuk mendapatkan lauk untuk makan kami bertiga, kalau sedang ada kelebihan tak jarang aku di beri uang. ayah, setelah seharian berkeliling kadang membawakan kami kue dan mainan jika aku mendapat nilai bagus saat ujian. aku tak pernah meminta pada ayah sebab aku tahu penghasilan ayah yang tak menentu kadang sehari dapat Rp20.00 kadang dapat Rp10.000. ayah juga sering membantu tetangga yang sedang hajatan atau tetangga yang sedang membangun rumah
"ayah ndak punya uang lebih buat kita. ayah hanya punya sedikit tapi ayah selalu berdoa semoga barokah buat kita semua"
ya, memang doa ayah terkabul meski hanya dengan panghasilan yang sedikit kami masih bisa makan meski sehari dua kali dan kadang ada uang untuk jajan sekedar permen atau ciki seratusan. meski ayah tak bisa membelikan aku buku atau alat tulis yang layak aku masih mensyukuri sebab aku masih bisa sekolah dari pada orang-orang lain yang aku lihat di tv pemilik rumah yang hidup di jalan dan tak sekolah. aku dan putra telah terbiasa hidup tanpa ibu. semuanya ku coba terima dengan sabar sebab aku sendiri tak punya kekuatan lain selain menahan diriku sendiri.
hari ini, aku naik kelas, peringkat dua di sekolah. aku dan ayah serta putra merayakannya dengan makan bakso di warung dekat pasar cukup dua mangkuk untuk kami bertiga dan segela es teh manis, namun semua terasa nikmat sebab aku mencintai putra dan ayahku yang bertangan bengkok.


Jolie








Merajuk


aku ingin memelukmu jadi matahariku
jadi bulan dalam tidurku
jadi pelangi bagi pagiku

malam-malam yang kedinginan sepi
akan hangat dengan dirimu

terimalah aku
maka, kesetiaan dan cinta ini
hanya untukmu.

WANTED

15 Juli 2008

WANTED


setelah rapat persiapan diklat senior di balai pemuda surabaya aku, plato, n rohim makan nasi sambel di daerah darmawangsa. makannya nggak teanga karena kita sedang terburu-buru bukan karena sudah waktunya pulang ato lagi ada keperluan tertentu tapi karena kami mau nonton film "wanted" di XXI tunjungan plaza pukul 21.00. setelah makan pukul 20.35 kami bergegas menuju tunjungan plaza langsung menuju lantai 5 tunjungan plaza 1.
pukul 21.00 lebih kami sampai bakan saat kami baru sampai di tempat penjualan tiket kami mendengar informasi bahwa tunjungan XXI teater 1 telah dimuli maka kamipun sibuk mengumpulkan uang satu orang Rp15.000 tapi alangkah malunya aku saat mbaknya bilang 3 tiket Rp90.000. ternyata hari itu hari jumatsehingga tiketnya menjadi Rp30.000 per orang maka kami sibuk mencari uang yang terselip entah kemana. karena plato n rohim terlalu lama mencari uang maka pakai uang aku dulu.
ternyata bangku yang tersisa tinggal bagian depan tapi karena sudah terlanjur basah, ya sudah mandi sekali ( kayak lagunya meggi z , ya he he he) duduk di depan sendiri hanya bertiga membuat aku, plato, n rohim duduk seenaknya. tapi aku tetap duduk konvensional sebab aku nggak enak klo duduk aneh-aneh ( plato n rochim menggunakan 3 kursi untuk merebahkan tubuh mereka)
filmnya keren abis endingnya luar biasa!!!!!
tapi yang aku paling suka juga teman-teman yaitu waktu nembak dengan gaya membelokkan arah peluru jadinya peluru nggak berjalan lurus tapi melengkung, pokoe kueren abis!!!!!!
satu lagi yang keren Angelina Jolie seksi abis man,... tatto di tubuhnya juga keren puoooooooooolllll

diklat teater kedok

14 Juli 2008





diklat senior teater kedok SMA Negeri 6 surabaya di kompleks TNI AL Bumimoro kemarin (12-13 juli 2008) bukan hanyamenjadi sebuah ajang pendidikan dan latiahan saja tetapi juga ajang reuni para alumnus teater kedok. beberapa alumnus datang bahkan ada yang memberikan materi-materi teater. rasanya memang selalu terjadi dalam sebuah diklat teater kedok, alumni menjadi tulang punggung acara mulai dari materi sampai klimaksnya.
alumnus yang menjadi tulang punggung kali ini ialah abdul rohim, pratomo (plato), n muharram. abdul rohim memiliki peran sentral sebagai penggerak diklat serta sebagai pengawas. pratomo sebagai tim pelaksana yang memberikan ide-ide segar. serta, muharram berperan sebagai koordinator materi. muharram yang menentukan materi apa saja, waktu, serta point-point yang harus dicapai oleh tiap pemateri.
diklat teater kedok kali ini bertema " Organisasi yang Meng-kedok". maksudnya, menciptakan sebuah generasi baru penggerak teater kedok yang memiliki sikap seorang organisatoris, disiplin tinggi namun tetap kekeluargaan. oraganisasi dalam teater kedok sma negeri 6 surabaya memang cukup unik sebab memiliki dua wakil ketua yang mengorganisir organisasi dan pertunjukkan, namun selama ini keberadaan kegiatan pertunjukkan lebih banyak daripada organisasi. maka itu, tema diklat senior kali ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi teater kedok.
kerja teater kedok kian padat saja setelah melaksanakan beberapa pementasan dalam 3 bulan terakhir pada bulan agustus nanti ada 2 pagelaran yakni tampil dalam Festival Teater Remaja serta pentas tunggal pada 16 agustus 2008. proses sedang berlangsung dan setiap hari latian harus menghadirkan kemajuan yang berarti sebab pikiran teater kedok kini mulai terbiasa bercabang pada beberapa pertunjukkan.

HARI TLAH BERGANTI



Asap lavender mengobak mabuk nyamuk dan hati
Ketika hari mulai berganti

Mimpi malam belum juga mengunjungi
Tatkala gelap makin terhimpit pagi

Dimana malam yang kau temani, kekasih?
Terasa telah seribu kali rindu ku asah
Apakah kau juga gelisah

Tak ada teman tidurku
Bukan jiwa. bukan nafasmu
Aku dibunuh sepi, layu

Hendak aku mabukkan jiwa
Mereka memanggilku menggoda
Layaknya tunasusila kota

Lavender masih saja berasap
Tapi, kali ini tinggal ruang pengap
Penuh janji, gila, dan gelap

Hari telah berganti
Ketika ku seka lagi mimpi
Yang menghampiriku tidurku pagi ini.


dini hari, 20 november 2006

09 Juli 2008

Kenapa malam datang
Sementara matahari
Belum sampai memberi sinar
Yang terasa belum jua hangat
BERARTI?

HANYA AKU
TERBAKAR JADI ABU
REMUK MENDESAH KALBU
BUKAN LAYU
BUKAN PULA KAKU
TAPI SAYU

ADA BIKHU
MENARI MABUK DI HULU
TENGGAK DAGING KANGGURU

ADA PILU
MENYAYAT BAHU
HELAI-HELAI JADI ALU
JADI AKU

HANYA AKU
MENGUAP DALAM BIRU

3 februari 2007

"Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar" *

"Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar" *

mungkin benar yang dikatakan Chairil, bahwa cinta ialah sebuah bahaya besar yang cepat membesar dan juga cepat menyusut bahkan pudar dalam hati seseorang. inilah yang terjadi padaku saat ini. begitu menggelora cintaku pada nadya hingga aku rela melakukan apapun asal tak termasuk larngan imanku, namun kini, setelah semuanya berlalu aku hanya bisa mengenangnya dengan tertawa karena semua yang ku lakukan dan pikirkan dulu hanyalah sebuah riak air yang menjadi gelombang kemudian lekas kembali tenang.

Nadya, seorang perempuan cantik berumur 24 tahun dengan badan agak gemuk putih dan tinggi serelingaku. Nadya pertama aku kenal dari seorang teman lama yang waktu itu menjadi kekasih Nadya. pertemuan yang biasa saja meski aku sempat meliriknya, paras cantik dengan intelektual yang tinggi tentu saja cocok dengan teman lamaku yang juga tampan, pamdai serta sejahtera sedangkan aku seorang pengangguran terselubung alian mahasiswa semester akhir yang hanya menunggu uang orang tua tipa bulan meski kadang aku juga kerja paruh waktu di sebuah restorant cepat saji sebagai cleaning servis atau kadang juga sebagai kasir. restaurant yang terletak disebuah mall baru di kota kelahiran dan tempatku tumbuh.

Nadya yang kali kedua ku temui ketika ia memesan paket nasi, ayam, dan soft drink saat aku menjadi kasir aku kasih ia bonus ia kentang goreng ukuran besar. bonus itu aku berikan untuk menyenangkannya setelah aku tanyakan kabar teman lama ku

"aku udah ga jalan ma dia sekarang, jomblo."

dan teringatlah ku tentang ketertarikanku dulu padanya dan sebagai langkah awal aku berikan ia kentang goreng ukuran besar serta senyum ku yang paling ramah, meski sangat susah menciptakan senyum ramah dari wajahku yang kaku.

"Nadya kuliah ato kerja?"
"aku udah kerja, kamu udah kerja berapa lama disini?"
"baru 2 bulan, kamu,..."

hendak aku teruskan pertanyaanku tapi managerku segera datang sehingga percakapan itupun berakhir namun setelah makan Nadya kembali menghampiri aku dan tersenummanis sekali sembarimemberikan aku secarik tissu yang bertuliskan nomer handpondnya. aku sangat bahagia seperti ada sebuah orkestra yang bregemuruh dalam dadaku mengalum begitu indah dan megah.

aku jatuh cinta.

berikutnya menjadi hal yang luar biasa. kami mulai saling komunikasi dengan sangat amat lancar dan sering melalui telpon, sms, dan kadang bertemu setelah aku pulang kerja atau saat aku libur.

kau tinggal

04 Juli 2008



menantimu

tak tahu aku malam ini jadi apa?
ketika sepi jadi selimut
saat kabut buramkan mata pada langit

aku takut ketika malam datang
ketika yelda terjadi ditiap malamku
bukan lagi malam pertama musim semi yang panjang
bagai kasih tak sampai bulan dan matahari

malam

sepi itu sekali lagi menerjaku
merajam tiap sel yang mengatur nyawaku
menidurkan jiwa yang ambruk olehmu
petaka jadi biasa karenamu

gulita

aacchh,...
tergadai aku pada rasa
terlanjur serah terima padamu
maka, ku nanti yang tak berujung
ku tunggu kau yang berlari
bukan padaku tapi menjauh