Minggu, 24 Oktober 2010

Jangan Melacur Malam Ini

Dek, jangan melacur malam ini

mas dapat uang lumayan

obat buat si adik juga sudah terbeli

maka, jangan melacur malam ini.


hari ini ada juragan haji lagi selamatan

belanjaannya berkwintal aku bawa

sedang keringat ia bayar dengan lima puluh ribu

cukuplah sudah


aku tahu kau setia

biar teman-teman sesama kuli angkut

pernah menikmati tubuhmu

tapi hatimu tetap untukku.


Dek, besok kita kirim wesel buat emak

sebab tak mungkin uang yang cuma seratus lima puluh ribu itu

kita transfer lewat bank, habis ia kena pajak.

uang itu sudah ditunggu 2 bulan

dan dua bulan itu pula si mbok cuma makan nasi karak sisa tetangga

biarlah kita balas emak dengan uang yang tak seberapa


dek, si adik bangun.

teteki dia.

kau mau kemana?

bukan sudah ku bilang jangan melacur malam ini?!

oh,... buat bayar listrik dan kos.

ya sudah. ati-ati.

Muharram, okto 10

Di Bibir mu

kembali di bibirmu

aku menghela dimana harus ku berada

disamping, depan atau belakang.


aku pandang,

tetap saja tak nampak

kabut ini ternyata selalu ada.

kadang ia menjauh, mendekat atau menyatu


kembali di bibirmu

hati berkata

"apa mau dikata sedang daya tak punya"

muharram, okto 10

Membaca

aku menggenapkan hari denganmu

membacanya


sepertinya takkan berlalu

takkan berlalu dengan biasa

karena kitalah badai

kitalah lembah itu


tapi, sepertinya aku tak peduli

aku menggenapkan mimpi denganmu

membacanya


sepertinya akan berliku

akan banyak teriakan

banyak senyuman dan sentuhan



Muharram okto 10

Bapak Pedagang Buah

bapak pedagang buah

Pak, siapa yang menolongmu

ketika gerobak buahmu lebur dimakan aspal?

ketika matahari membungkus kulitmu yang melepuh

ketika kaca melukai kakimu yang pecah-pecah

tak ada, hanya kawanan tukang becak

senasip kata mereka. sepenanggungan kata mereka


tapi kau masih saja tumbuhkan jenggotmu

masih saja ku ikuti ngaji-ngaji itu

percuma,Pak!!! mereka tak bantu

bapak! tak perlu sampai hitam keningmu

bersujud tiap hari kalau hanya 'tuk jatuh

dan jatuh lagi tiap hari.


biar kita ikut sosialis saja. kita ikut mereka yang bagi beras

kasih kita kerja. suplay kita punya perut

mereka lebih ada dari pada ke-ada-an Tuhan dan ustadnya


buah yang kemarin tak laku, biar kita bagi buat yatim

mereka lebih butuh dari pada buat selamatan 100 hari ibu

ibu sudah mati!! lupakan saja. kita yang hidup!


Pak, jangan jual buah hari ini.

satpol PP sudah mengintai

kita jual saja iman yang tak seberapa ini.

kalau perlu kita jual kebangsaan kita.

muharram-, 1 Okto 10


Biduk Hitam

Biduk Hitam

aku menikah di telaga utara

yang hitamnya mengalahi hitam kopi paling hitam

malam pertama tak ada

sebab malam dan siang menyatu

dalam nafas kami yang tak kentara


sebuah biduk buat kami berpijak

mulai retak di hantam nafas

kami yang menderu

saling berlari mengejar debu


suatu hari nanti aku berjanji

pada sang biduan hati

papan-papan akan tertancap

jerami akan menyatu menutupi ketelanjangan kami

agar gelap tak menghimpit dingin


disitu. di janji itu

aku selipkan harapan dan kebohongan

sebab aku tahu pohon dan belukar takkan mampu

hidup tanpa cahaya

tapi kau masih saja percaya

kekasih, wajahmu yang tak ku tahu

ialah panorama gelap

yang meregangkan cahaya sukma

sama seperti dulu

ketika cahaya ialah kegelapan

dalam tiap rahim yang ku tinggali

aku menikahimu dengan sederhana

disaksikan debu dan Yang Esa

kekasih,

Muharram, 21 September 2010

Rabu, 20 Oktober 2010

Tahun Baru




Aku mau ada perempuan untukku

Aku untuk perempuanku.



Itulah harapanku tahun ini. Ketika detik mengubah waktu menjadi 1 muharram aku berdoa dengan bertelanjang dada. Menghadap utara dan mulai memasang earphone. Ku tekan play pada lagu yang telah ku pilih dan ku susun secara dramatis untuk merayakan tahun baruku. Better man pun terdengar sebagai sebuah keluhan dari suara lelaki inggris ini, Robbie Williams.Ya. Pasti aku ingin menjadi seorang lelaki. Lelaki bukan anak-anak lagi. Dan tentunya lebih baik. Melepas kesepian dengan jiwa yang lebih kuat menghadapi segala kesakitan menghadapi hidup yang makin,… entahlah makin apa. Yang aku tahu duniaku jadi lebih penuh sesak dengan masalah. Masalah satu menjadi tiga masalah baru. Dan dari tiap masalah itu muncul tiga masalah baru lagi. Lagi. Lagi dan lagi. Bayangkan harus berapa kali aku harus putar kepala menuntaskan mereka satu-satu. Dan sayangnya, tak satupun pernah kusentuh dengan kata akhir. Andai kata aku ikut sebuah MLM mungkin aku akan bergelar diamond sebab aku punya banyak cabang (kalau dulu kaki-kaki atau piramida).

Previous track. Aku ingin merasakan lagi menjadi lelaki yang lebih baik.Huh. Susah betul bila aku telah sampai pada titik ini. Tempat ketika aku berkaca dan memandang diriku yang terlihat miskin. Miskin secara konotasi dan denotasi. Kiasan dan harfiah. Tapi tak pernah aku terima zakat bila datang hari besar. Bukan karena aku merasa tak berhak atau malu, tapi karena aku memang vegetarian. Untunglah aku vegetarian, jadi aku bisa lebih irit makan.

Pernah suatu kali aku menjadi pelayan disebuah restorant. Temanku managernya. Ia kasian melihat aku selalu berhutang padanya terus menerus tiap awal bulan untuk bayar kost –atau dia yang tak mau utangi lagi makanya menawarkan aku pekerjaan?-. menjadi pelayan ternyata melelahkan dan sangat membosankan meski kadang segar mataku memandang wanita-wanita cantik yang tiap hari makan disana. Tak bertahan lama, cukup dua hari kerja dan empat hari percobaan kerja aku keluar. Tanpa pamit ke temanku dan tanpa uang pesangon. Setalah itu tak satupun teman yang menawari aku pekerjaan. Masalah baru.Norah Jones. Cantik. Cantik sekali lagu ini. Don’t Know Why.

Menarik aku kembali pada masa cantik. Ya, masa cantik bersama gadis cantik dengan mata yang membuyarkan lamunanku tiap malam. Membangunkan aku dengan sebuah pesan singkat tiap pagi. Sayang, bangun dong J. Kuliah. Aku tunggu ya. Muah. Ah, indah. Tapi kini ia telah entah dimana. Tak tahan ia dengan kediaman aku pada satu titik tanpa mau beranjak untuk lari mengejar mimpi.Mimpinya sama denganku. Mimpi kami ingin menjadi seorang yang luar biasa. Berbeda dengan orang lain. Kami ingin membangun istana kami sendiri bukan dari emas atau berlian tapi dari bunga yang mekar dalam ide-ide untuk terus menemukan dan berkarya. Laksmi, nama si cantik itu, telah menemukan jalannya. Dibujuk rayunya aku untuk berlari dengannya tapi aku memilih diam dan terus bermimpi. Hanya bermimpi. Akar masalah!Tahun lalu, aku meneguhkan hati untuk kembali seperti sediakala ketika semangat dan mimpi berjalan bersama. Telah kusiapkan agenda yang detail, rencana dan target tiap minggu dalam satu tahun. Minggu pertama, pulang kampung untuk mohon maaf sebab telah tiga kali hari raya suci aku tak pulang – aku bohong pada bapak ketika mengatakan aku sibuk kerja saat itu-. Telah ku siapkan tas ransel besar dan target hutangan. Sabtu besok aku berangkat. Rabu aku buat rencana, jumat aku kembali bermimpi. Tak jadi pulang.Minggu kelima aku kembali buka agenda.Target : kerja!!! (yang menghasilkan uang!!! Jangan Cuma bantuin bu kost cuci piring)Teknik : 1. Minta joko kerjaan jadi pelayan. 2. datang ke rumah anwar, minta kerjaan jadi tukang ketik direntalnya. 3. ke Pak Kus, minta kerja jadi penjaga warnet atau wartel atau tukang parkirnya. 4. ke Ani, dengan wajah melas minta kerjaan jadi supir motor bebek pribadinya . 5. salah satu harus bisa!!!!Target tercapai cukup dengan satu teknik. Aku sudah sumringah. Sebagai pelayan aku punya seragam. Kaos oranye dengan celana hitam serta bandana hijau. Bolak-balik aku pinjam handphon joko. Foto-foto. Hasilnya? You know-lahAku mulai berpikir bahwa akar dari masalahku saat itu ialah ketidakberanianku untuk keluar dari lingkaran. Lingkaran yang tiap orang punya. Bakat. Kemampuan. Kecakapan. Tiap kali ditanya apa bakat ku? Aku menjawab dengan tenang, yakin, dan penuh kobaran api; menjadi pemimpin sebuah perusahaan go publick berkelas internasional. Karena tak ada kesempatan menjadikannya nyata maka aku harus membuat sesuatu yang baru. Otakku mencari-cari bakat apa yang masih terpendam dalam diriku. Dengan yakin dan atas rachmat Tuhan Yang Maha Esa aku memilih menciptakan lingkaran baru; aku berbakat menjadi seorang penulis jenius, menjadi sentral dari angkatan baru dalam sastra. Itulah aku.Ku tekuni buku-buku teknik menulis dan berekspresi milik perpustakaan kampus. Ku pilih genre puisi sebagai batu awal pondasi mahakaryaku. Terciptalah puisi dengan judul terbaik sebab kurasa aku terlalu kuat untuk dunia ini.





Terbaik.



Dunia inikah yang ku nanti?

Lama-lama aku diam dalam mimpi

Hanya sampai sini kaki tertatih.



Puncakkukah ini?

Kenapa begitu dangkal aku mencari.



Mereka datang mereka pergi

Aku tak bisa gerak kanan kiri.



Inikah hidupku?

Terasa beda dengan semesta yang merayu biru.



Cintakah ini?

Kenapa dusta menganga bentuk jurang buaya

Tampar pipi dengan pipi

Tampar bibir dengan bibir

Tampar laki dengan pawestri



Terbaikkah ini?

Ketika aku tak kemana, sementara dunia

Berputar satu kali dua puluh empat jam.



23 dzulhijah



Berhari-hari setelah pusi pertama, kuciptakan sebuah cerita pendek dengan tema ketakutan seorang gadis kecil yang tinggal dengan mamanya yang pemabuk disebuah kota kecil disalah satu negara pecahan Soviet. Puisi dan cerpen itu sempat terbaca Niar, pacar kurnia, temanku, katanya cukup bagus dan dengan gesture sastrawan perlente aku katakana bahwa masih banyak karya besar akan lahir dari goresan tanganku, aku mengatakan dengan menjepit kretek menyala yang tak pernah kuhisap. Kerenkan? Sangat LAKI-LAKI!!!

Dian, seorang kawan perempuan mirip Suciwati, isrtu Alm. Munir, memberiku inspirasi. Dia telah menulis beberapa kali dalam sebuah kolom di suratkabar terkemuka nasional. Setiap kali tulisannya terbit, ia mendapat honor Rp.400.000. bayangkan saudara-saudara berapa banyak uang yang akan aku dapat melalui karya-karyaku. Dengan berekal dua karya awalku aku akan dapat Rp.800.000, apabila dalam satu minggu aku menghasilkan sepuluh karya aku akan dapat Rp.4.000.000. Wow! Untuk kumpulan puisi terbaruku nanti, aku minta bapak Budi Darma memberikan sedikit ulasan singkat dan tentunya pujian terhadap karyaku tentu saja.Amplop coklat itu tak pernah beranjak dari meja serbaguna di kamarku. Tak jadi aku kirim.Sampailah aku pada tahun baruku ini. Hidup dengan mengandalkan kerja serabutan -membantu mengerjakan tugas adik kelas- ternyata cukup membuatku untuk tetap survive melawan kejamnya,… kejamnya dunia. Kadang aku bantu-bantu sedikit di warnet Pak Kus biar dapat tiga jam gratis atau sekedar nasi goreng jawa.Tahun ini tak kubuat target dan tekniknya. Tahun ini kubuat diriku berjalan dengan angin, berlari dengan hujan sebab telah kutemukan lingkaran sejatiku. Aku ialah seorang pemimpi. Pemimpi sejati.Corinne Bailey, Like a Star. mengalun pelan. Yes, I am.



Surabaya, 24 april 2009. 

Mona Is Aziza menyukai ini.

Mona Is Aziza Left you by a half of fun. Don.t know why i didn.t come.
#Norah jones-don.t know why#

Kamis, 09 September 2010

Ngampus



apa yang kulakukan ketika Ibu

mengais beras di jalan penuh krikil?



aku berkirim pesan singkat dengan si doi

berkata manis. kadang juga merayu



diperantauan tempat aku ngampus

tak terlihat ibu melawan malam

menanak nasi untuk jual nanti subuh

sedang aku, asik begadang di cafe pinggir jalan

makan indomie



aku baru ingat Ibu ketika uang hampir habis

langsung saja kuminta

"ngirimnya jangan telat

nanti aku nggak bisa garap tugas. ok?!"

mudah



anak ngampus aku ini

tak perlu pikir uang dulu

nanti saja. sekarang minta



kami intelektual muda

tak peduli jadi mahasiswa abadi atau apapun

yang penting bergaya



Ibu, rasanya permintaan maaf hanya dibibirku

di hati hanya ada si doi.



7 Sept 10

masuki facebook saya di muharram_ham@yahoo.com
Mona Is Aziza, Predita Arie Ayu Putri dan 2 orang lainnya menyukai ini.
Retno Wulan Ngefans bgt deh notesnya mas mamat :D

naskah : Lawan Catur

LAWAN CATUR
Karya Kenneth Arthur (Kenneth Sawyer Goodman)
Terjemahan WS RENDRA




SAMUEL
Bagaimana, Antonio ( tersenyum ) Rupanya kau telah kehilangan kecerdikanmu

ANTONIO
Sebentar,Yang Mulia

SAMUEL
Pionnya barangkali..

ANTONIO
Bukan ( main ) Nah… sudah

SAMUEL
Aha ! Begitu ? Bagus…bagus…! Kecerdikanmu telah kembali bukan ?

ANTONIO
Apakah waktunya sudah habis, Yang Mulia ?

SAMUEL
Belum. Kita masih punya waktu 10 menit untuk permainan ini.

ANTONIO
Yang Mulia sudah bosan main catur rupanya…

SAMUEL
Tidak. Aku tidak pernah bosan main catur. Dengar, Antonio. Apabila aku bosan main catur, itu artinya aku bosan hidup.permainan catur adalah tantangan bagi ketajaman otak dan kekuatan sikap jiwa manusia : sebagaimana taktik cinta, taktik perang, politik dan lain sebagainya. Apabila permainan caturku buruk, aku akan berhenti jadi Menteri Urusan Kepolisian. Kita orang pemerintah tidak hanya meletakkan nyawa dalam kekuatan tangan kita, namun juga harus mengasah kepala untuk menjalankan tugas seefektif mungkin. Kita harus tetap menjaga agar sempurna, persis geraknya, licin jalannya. Ya…ya..begitulah caranya kita mengabdi pada pekerjaan kita. Apabila mesin – mesin dalam kepala kita mogok atau macet, kita tak pula lagi berarti apa-apa.

ANTONIO
Tetapi pikiran Yang Mulia melayang agaknya…

SAMUEL
Begitukah ? baiklah, baik ( main dengan cepat ) Nah..lawanlah ini kalau kau bisa.

ANTONIO
Sebuah gerakan yang dapat menyelamatkan Raja Yang Mulia…

SAMUEL
Kau rasakan sekarang. Aku melamun, aku bermimpi, pikiranku melayang dan kemudian datang gerakan secepat kilat. Ketangkasan taktik pada lintasan akal sekejap itulah letak kekuatannya.

ANTONIO
Itu namanya inspirasi, Yang Mulia !

SAMUEL
Mungkin. Tetapi di balik inspirasi itu kita tidak boleh melupakan taktik permainan.

VERKA masuk

VERKA
Apakah Yang Mulia memanggil saya ?

SAMUEL
Apakah ada orang yang bernama Oscar Yakob ?

VERKA
Seseorang yang bernama Oscar Yakob membawa surat keterangan dari yang mulia, menunggu di ruang sekretaris.

SAMUEL
Saya memperkenankan kau membawanya kemari 10 menit lagi.

VERKA
Harap dimaafkan, Yang Mulia. Tuan Sekretaris mohon bertanya apakah perintah yang diberikan Antonio memang benar ?

SAMUEL
Perintah apa ?

VERKA
Bahwa orang yang bernama Oscar Yakob itu tak perlu di geledah ?

SAMUEL
Tak ada alasan untuk menggeledah orang itu ( verka pergi )
Giliranmu main Antonio. Kita masih punya waktu dua menit untuk main catur dan satu menit untuk tanya jawab.


ANTONIO
Ahaa …saya dapat menskak mat Yang Mulia dalam lima langkah.

SAMUEL
Tapi dua menit sudah habis. Sekarang katakanlah, apakah agen-agenmu tidak salah dalam mengusut keterangan mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu ?

ANTONIO
Sangat pasti, Yang Mulia. Saya mohon kepada Yang Mulia kemarin, karena telah diketahui oleh agen-agen saya bahwa orang yang bernama Oscar Yakob itu masuk kompotan anti pemerintah, dan dia mendapat tugas dari pimpinannya untuk membunuh Yang Mulia. Dua orang bawahannya telah kami tangkap dua minggu yang lalu, dan yang tak mesti diragukan lagi adalah mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu. Laporan mengenai sejarah hidupnya, sejak dia lahir sampai sekarang telah kami serahkan kepada Yang Mulia. Tentu Yang Mulia telah memahaminya.

SAMUEL
Ya… ya…riwayat hidupnya telah kuhapal di luar kepala. Meskipun begitu, aku telah menganugerahkan kepadanya untuk mewawancaraiku secara pribadi. Juga telah aku perintahkan dengan tegas untuk tidak menggeledahnya. Singkatnya, aku telah melakukan pekerjaan yang sangat tolol, bukan ?

ANTONIO
Saya tidak berhak meragukan kebijaksanaan Anda, Yang Mulia

SAMUEL
Ah ..?! kau tak berhak meragukan kebijaksanaanku ? tapi dalam hati kau meragukannya. Aku melihat semua itu di balik pandangan matamu ketika kau berkata dalam hati : ”Yang Mulia Samuel Glaspel, dibalik omongannya yang manis, sudah tidak seperti biasanya lagi. Dia telah mundur. Dia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya !” Apa kau kira aku takut ?

ANTONIO
Yang Mulia…

SAMUEL
Terus terang, aku sendiri kadang-kadang berpikir begitu. Bahwa sekali waktu tak akan ada lintasan akal yang muncul seperti kilat, dan bahwa aku akan dibikin skak-mat untuk selama-lamanya. Itulah sebabnya kau kusuruh kemari untuk berjam jam main catur denganku. Aku sangat terganggu untuk melakukan permainan dengan.. Oscar Yakob itu.

ANTONIO
Jadi, Yang Mulia punya alasan pasti untuk bertemu dengan orang itu ?

SAMUEL
Toh, kau tak akan bisa memahami alasanku ini.

ANTONIO
Orang itu ditugaskan untuk membunuh Yang Mulia

SAMUEL
Biarlah…

ANTONIO
Tapi dalam hal ini saya mengusulkan kepada Yang Mulia…untuk…tentu akan lebih aman apabila…

SAMUEL
Cukup ! Jangan bicara padaku seperti anak kecil. Aku tahu apa yang tengah kau pikirkan. Samuel Glaspel tidak seperti biasanya, ia telah kehilangan. Ia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya. Ia telah lamban dan ia butuh dijaga..Nah,.. waktunya telah habis. Kau kerjakan saja apa yang telah kutugaskan kepadamu. Jangan lebih dari itu.

ANTONIO
Apakah papan caturnya harus saya singkirkan, Yang Mulia ?

SAMUEL
Jangan..jangan disentuh ataupun diubah. Kita akan menyelesaikannya nanti ( Antonio berdiri ragu-ragu ) Nanti kau akan ku panggil dengan bel. Baiklah. Kulihat kau akan berkata sesuatu. Kau kira permainan kita tak dapat dilanjutkan ? kita lihat saja nanti.

ANTONIO
Saya mohon kepada Yang Mulia agar….

VERKA MASUK BERSAMA Oscar YAKOB
Oscar Yakob menghadap....

Oscar yakob datang dengan gagah

SAMUEL
Ooo..begitu ? Jadi kau yang bernama Oscar Yakob itu ? Bagus..bagus…begitu …!

OSCAR
Ya, saya Oscar Yakob

SAMUEL
Bois nastardas, Oscar Yakob.

OSCAR
Bois nastardas, Samuel Glaspel.

SAMUEL
Ternyata begitu sukar menjumpai saya, bukan ? Sukar bertemu muka dengan Samuel Glaspel !

OSCAR
Tidak sesukar sebagaimana yang saya bayangkan, Yang Mulia.

SAMUEL : ( kepada antonio dan verka )
Nah..apalagi yang kalian tunggu ? Orang ini mempunyai sesuatu yang penting yang mesti disampaikan, tapi dia sepertinya seorang yang pemalu. Dihadapan orang banyak, tampaknya dia tidak bisa berkata apa-apa.

ANTONIO
Yang Mulia…Saya akan menanti di koridor.

SAMUEL
Nonsens. Nonsens…! Pergilah ke taman, carilah inspirasi untuk permainan kita nanti. Ayo, pergilah !

antonio dan verka pergi

SAMUEL : ( pada oscar yakob )
Saya ingin memandangmu baik-baik

Oscar Yakob Curiga

SAMUEL
Ah..tidak ada orang lain yang mengintai kita. Kamar ini letaknya paling ujung dan berada di pojok bangunan. Di belakang, tak ada apa-apa selain jendela. Tak ada balkon dan tak ada lemari. Bukalah pintu dari mana kau tadi masuk. Tak ada orang di koridor. Boleh kau kunci jika kau menghendakinya..! Nah, kita tidak akan diganggu lagi. Baiklah, sekarang duduklah dan katakan apa yang kau inginkan.

OSCAR (tak bisa berkata apa-apa)

SAMUEL
Tiba-tiba jadi bisu, ya ? Tak tahu bagaimana memulainya. Kemalu-maluan atau bagaimana ?

OSCAR
Tidak. Saya berkata dalam hati.

SAMUEL
Ah.. berkata dalam hati.

OSCAR
Saya bertanya dalam hati, mengapa Yang Mulia memberi kesempatan ini.

SAMUEL
Kesempatan ?!

OSCAR
Kesempatan saya untuk membunuh Yang Mulia.

SAMUEL
Begitu ? Kau mau membunuh saya ! jadi itukah soalnya ?! Baiklah. Dari tadipun saya sebenarnya sedang memikirkan hal itu, sekarang tentu saja saya menjadi lebih yakin lagi. Bagus. Nah, teruskanlah !

OSCAR ( tenang dan biasa )
Tuhan menyerahkan anda ke tangan saya.

SAMUEL
Bah ! Janganlah Tuhan kita itu kita ikut-ikutkan. Buang kalimat tolol dan omong kosong itu. Saya sangsi, apakah Tuhan masih punya perhatian terhadap orang macam kita. Sayalah yang menyerahkan diri saya sendiri kepadamu. Persoalannya tidak lebih dari itu. Sebetulnya gampang saja saya bisa menjebakmu. Tapi tidak. Bahkan tak perlu sebenarnya pistolmu itu kau sembunyikan di balik kantongmu.

OSCAR ( sinis )
Yang Mulia rupanya bersuka hati.

SAMUEL
Bukan, bukannya bersuka hati. Saya hanya tergoda ingin tahu, bagaimana kau memainkan pistolmu itu. Nafsu ingin tahu ini begitu meluap-luap barangkali. Keluarkan barang itu, Oscar Yakob. Silahkan !

OSCAR
Yang Mulia, ini mendebarkan hati kita berdua.

SAMUEL
Dan mengharukan, begitu ? Ya.. begitu mengharukan hati. Bagus, bagus Oscar Yakob.

OSCAR ( mengeluarkan pistol )
Jauhkan tangan anda dari bel itu. Dengan segala hormat Yang Mulia Samuel Glaspel.

SAMUEL
Saya tak akan melakukannya. Kau takut mereka akan datang kemari kalau saya menekan bel ini, bukan ? Tidak… Apa saya terlalu tolol mengira kau takut ? Baiklah, baiklah. Kalau tangan ini saya gerakan, kau tentu akan menembak.

OSCAR
Ya !

SAMUEL
Nah, teruskanlah, saya tidak akan melakukannya.

OSCAR
Tak akan ada seorang pun di atas bumi ini yang akan bisa menyelamatkan Anda, SAMUEL Glaspel !

SAMUEL
Demikian juga halnya denganmu, Sobat. Kau toh tak akan bisa meninggalkan ruangan ini dengan selamat…ya..dalam keadaan sehat wal afiat.

OSCAR
Saya akan mencoba keluar dengan selamat, Samuel Glaspel.

SAMUEL
Tidak. Itu terlalu berlebihan rasanya. Saya memang membiarkan kau masuk, tapi saya tidak akan membiarkan kau keluar. Kau akan kehilangan kawan yang berguna, Oscar Yakob !

OSCAR
Yang Mulia !


SAMUEL
Begitu ?! Sinting sekali. Saya pikir orang-orang sejenismu membenci saya. Atau barangkali, kau hanya menjilat dengan cara menunjukkan perasaanmu itu ? Boleh. Jilatlah dengan caramu.

OSCAR
Tak ada hasrat untuk menjilat Anda.

SAMUEL
Ah, begitu ? Jadi saya akan menjalani sesuatu tanpa dijilat dahulu ?

OSCAR
Perasaan pribadiku tak turut campur apa-apa dalam urusan ini. Aku alat Tuhan.

SAMUEL
Lagi-lagi begitu. Apa hubungannya semua ini dengan Tuhan ? O, ya, apa kebetulan kau pandai main catur ?

OSCAR
Kenapa anda bertanya begitu ( gelisah, gugup )

SAMUEL
Sebab kau telah menengahi permainan catur saya itu. Antonio tadi mengancam saya untuk menskak mat dalam lima langkah. Tapi tidak, tidak semudah itu, Oscar Yakob.

OSCAR
Saya telah cukup mendengar anda melucu, Samuel Glaspel.



SAMUEL
Jadi kau tak bisa bermain catur ? baiklah, saya telah berjanji untuk meneruskan permainan itu nanti. Coba saja kita lihat nanti.

OSCAR
Tentu saja Yang Mulia berhak mempunyai suatu kehendak.

SAMUEL
Sudah saya katakan kepadamu, kalau kau telah bosan dengan wawancara ini, terserah padamu untuk mengakhirinya. Apalagi yang kau tunggu ? Kenapa kau jadi lamban ?

OSCAR
Apakah Yang Mulia tidak ingin berdoa ?

SAMUEL
Berdoa ? Siapa yang ingin mendengarkan doa dari orang macam saya ? Tidak ! saya lebih suka bicara.

OSCAR
Terserah kepada Yang Mulia.

SAMUEL
Ya, kita akan bicara sampai terkumpul keberanianmu untuk melaksanakan tugasmu itu.

OSCAR ( pemberontak yang gagah )
Tak perlu keberanian untuk menyelesaikan orang macam Anda.

SAMUEL ( tenang dan yakin )
Orang akan membutuhkan keberanian biar untuk membunuh seekor tikus sekalipun.

OSCAR
SAMUEL Glaspel, saya adalah orang yang terpilih !

SAMUEL
Oo..begitu ? Jadi pilihan jatuh kepadamu. Suatu kehormatan. Suatu keistimewaan. Kau menganggapnya begitu, bukan ? Dan sebagai seorang pemeberontak kau punya cita-cita politik, bukan ?

OSCAR
Saya tak punya cita-cita politik.

SAMUEL
Tak punya cita-cita politik ? Oo.. begitu ! dan juga tak ada kebencian perseorangan. Lalu apa ? Coba ceritakan padaku.


OSCAR
Saya seorang petani, bapak saya seorang petani, dan kakek saya juga seorang petani. Anda seorang bangsawan, nenek anda seorang bangsawan dan pangeran. Ini adalah masalah penderitaan dan perbudakan melawan sejarah kekejaman dan penindasan. Saya tak akan peduli. Hari ini saya hanya memikirkan hari kemarin dan hari yang akan datang. Tindakan anda selalu sangat kejam dan keras, tak usah diragukan lagi, itu pun saya tak peduli. Saya tak akan menurut campurkan semua itu dalam hal ini. Bahkan penderitaan saya sendiripun tidak saya libatkan. Semuanya tak berarti telah mendorong saya untuk melakukan perbuatan ini. Anda dan saya tak cukup berarti apa-apa. Ini adalah kasta melawan kasta. Saya menggabungkan diri dalam partai revolusioner, betul ! Anda menamakan saya agen mereka, ya ! Meskipun saya tak tahu cita-cita mereka untuk negara ini. Saya tak mempedulikannya, saya hanya mengerti bahwa gerombolan pada siapa saya bergabung, adalah perjuangan yang mewakili gelora hati saya. Saya menuruti mereka karena saya merasa berhak untuk mendendam darah dan kelahiran saya.

SAMUEL
Yah..kau orang fanatik.

OSCAR
Adalah hukum alam bahwa saya melawan anda.

SAMUEL
Ahaa…jadi secara alam kau memusuhi saya ? sejarah penindasan melawan sejarah penindasan, begitu ? Hari ini kau telah melupakan segala-galanya, bukan ? Duka deritamu yang tak seberapa, dan kekejaman yang juga tak seberapa, kau anggap tak perlu diperdulikan ? kau hanya berpendapat, dirimu tak lebih dari tangan dendam satu kasta terhadap kasta lain. Oh..kau digerakkan debu-debu bangkai nenek moyang, bukan ? Kau memukul udara dengan gada asap. Kau terjerumus ke dalam kedangkalan dan kepicikan. Apa yang kau kerjakan kini adalah hinaaan yang fanatik terhadap keadilan.

OSCAR
Tanganku sudah gatal, Samuel Glaspel ! ( mengancam )

SAMUEL
Tunggu ! ( tenang )
Masih ada suatu hal yang ingin saya katakan, sesuatu yang akan kau kenang di antara waktu kau membunuh dan kau dibunuh. Sebenarnya Oscar Yakob adalah saya bukan Kau!

OSCAR
Omong kosong apa lagi ini ?

SAMUEL
Kaulah Samuel Glaspel.

OSCAR
Gila…Anda gila ! ( ancaman pistol )

SAMUEL
Tunggu ! Ketika kau masih kanak-kanak, kau punya saudara pungut. Kau biasa berkejaran di ladang, kau biasa tiduran bersamanya, bertengkar memperebutkan boneka barang mainan. Ketika kau berumur tujuh tahun seseorang yang menunggang kuda datang dari bukit utara dan membawa saudara pungutmu itu pergi. Dan apabila kau menangis mencarinya, ayahmu memukulmu. Apakah kau masih ingat semua itu ?

OSCAR
Ya, saya masih mengingat semua itu dengan baik. ( Datar )

SAMUEL
Ayahmu meninggalkan ibumu pada tahun berikutnya. Tak lama kemudian ibumu meninggal dunia. Ia tak pernah menceritakan perihal saudara pungutmu itu. Kau lalu pergi ke rumah pamanmu dan akhirnya kau di sana magang pada tukang sepatu.

OSCAR
Cukup ! Anda tak bisa mempesona saya dengan riwayat hidup saya sendiri. Itu tak membuktikan apa-apa. Spion-spion Anda mesti tahu apa saja perihal siapa saya dulu, siapa saya sekarang, bagaimana saya ini dan bagaimana saya itu.

SAMUEL
Ya.. memang cukup semua itu. Seperti kau katakan tadi, itu tak membuktikan apa-apa. Tapi toh kita berdua bersaudara angkat.

OSCAR
Apa buktinya ?



SAMUEL
Ibumu yang baik hati rupanya telah tertarik pada sebuah lelucon yang tak menguntungkan. Ia telah mengirimkan anaknya sendiri agar dibesarkan sebagai anak bangsawan, sedang seorang pangeran yang dititipkan kepadanya untuk melindunginya dari bahaya seorang Jendral Markais telah ia kirim ke Brudenburg, untuk menempuh hidup yang kau..kau sendiri tahu macam bagaimana itu.

OSCAR
Beri saya buktinya.

SAMUEL
Saya tidak akan memberikan ciri atau bukti kepadamu.

OSCAR
Aha..apa lagi sekarang ? Apa lagi yang akan Anda dongengkan kepada saya ?

SAMUEL
Sayalah anak petani itu dan kaulah bangsawan itu. Saya dan kau adalah anak petani itu. Mengertikah kau sekarang, mengapa saya katakan tugasmu itu adalah tugas yang kegila gilaan?

OSCAR
Bohong ! Bohong ! Apa pula tujuan Anda berbohong ?

SAMUEL
Tidak ada.

OSCAR
Apakah Anda mengharapkan saya membuang pistol ini keluar jendela dan memeluk Anda sebagai saudara tua ?

SAMUEL
Saya tak mengharapkan apa-apa. Saya insyaf, saya adalah orang mati yang berbicara dengan orang mati.

OSCAR
Bohong ! Bohong dari puncak sampai ke dasarnya !

SAMUEL
Benar 100%, tak ada alasan bagi saya untuk membohongimu. Kau sendiri yang tadi bertanya, bukan ? Kenapa kau diberikan kesempatan untuk membunuh saya. Apa yang kau rencanakan sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. Samuel Glaspel telah kehilangan keseimbangannya. Saya sesungguhnya ingin bunuh diri. Saya harus mati. Tapi kematian macam apa, saya tidak mengetahuinya. Itulah sebabnya kau datang tidak digeledah. Kaulah yang menjalankan kematian itu.

OSCAR
Itu sajakah alasan anda untuk bertemu dengan saya ?

SAMUEL
Apakah tidak cukup kuat alasan untuk bertemu dengan memberi kematian itu ?

OSCAR
Haih..apalagi yang akan Anda ceritakan ?

SAMUEL
Saya hanya minta agar kau segera menyelesaikan tugasmu. Kecuali kau merasa berat untuk membunuh..saudara angkatmu… Oscar Yakob yang sebenarnya….Apabila demikian halnya, pintu masih terbuka bagimu.

OSCAR ( tajam )
Manis Sekali, Mengharukan Sekali. Kembali, dan mengatakan pada seluruh teman-temanku bahwa Oscar Yakob telah melepaskan Samuel Glaspel yang bengis itu dari ujung pistolku karena dia telah menceritakan sebuah cerita anak-anak tentang dua orang saudara angkat yang mengharukan ? Tidak ! ( mengokang pistol )


SAMUEL
Bunuh saya kalau begitu !

OSCAR ( Membidik )
Saya….

SAMUEL
Tembaklah !

OSCAR
Saya tidak bisa. Bagaimanapunjuga ada kemungkinan yang Anda katakan itu benar.
( meletakkan pistol ) Bagaimanapun, saya tak dapat hidup kalau itu dusta dan demi Tuhan, saya akan mati kalau itu benar.

SAMUEL
Pendeknya, bagaimanapun juga kita berdua harus mati.

OSCAR
Ya, demikianlah. Tapi aku tak berani bunuh diri. Harus ada jalan keluar, harus ada jalan lain.

SAMUEL
Apakah kau cukup berani untuk minum racun ? Ya, bagus..Lihatlah cincin ini. Kalau saya tekan sebuah pernya, begini, nah..ada tepung yang hebat di bawah akiknya. Lihat ! Kemudian kita undi, salah satu dari kita akan minum racun dan seorang lagi menggunakan pistol. Gampang bukan ?

OSCAR
Ya, sekarang jadinya saya mengetahui tipu muslihat Anda sebenarnya. Bohong ! Setiap kata anda adalah bohong ! Saya bisa menduga dengan jelas anda memang tukang sulap yang licik seperti setan. Tapi saya tak mau diundi dengan orang sejenis anda.




SAMUEL
Pakailah caramu kalau begitu. Lihatlah racun ini. Lebih dari cukup untuk kita berdua. Ambillah anggur sendiri dan bagi dua sendiri dalam dua gelas. Satu untukmu, dan satu lagi berikan pada saya. Dan untuk memuaskan hatimu, biarlah saya yang meminumnya terlebih dahulu.

OSCAR
Anda akan bersikeras sampai saat terakhir, bukan ? Baiklah, kita lihat saja nanti
( mencampur dan sebagian untuk samuel glaspel )

SAMUEL
Untuk kematian yang nikmat, Saudara Angkatku ( Minum )

OSCAR
Aha…ternyata Anda memang seorang pemberani ( mengangkat gelas dan berhenti )
Bagaimana..bagaimana kalau anda saya tinggalkan sekarang ? Bagaimana ?

SAMUEL
Para pengawalku telah saya perintahkan untuk menangkapmu begitu kau keluar.

OSCAR
Dalam hal ini, untuk penebusan dosa-dosa anda, Saudara Angkatku ( minum )

SAMUEL
Duduklah !

OSCAR ( duduk tapi tegang )
Apakah kita harus menunggu lama ?

SAMUEL
Mungkin lima menit. Itu tadi ramuan tidur yang dinamakan sebagai pelupa diri yang sempurna. Saya percaya bahwa ia bekerja tanpa mendatangkan kesakitan. Saya telah diberi tahu, nanti kita akan menjadi mati perasaan dan indera kita. Apakah kau merasa ngantuk ?

OSCAR
Tidak. Saya tidak takut mati, Sobat ! ( menatap tajam )

SAMUEL
Angkatlah tanganmu.

OSCAR
Rasanya sangat berat. Apa anda takut mati, Yang Mulia ?

SAMUEL
Tidak. Saya tidak takut mati, Sobat ! ( menatap tajam )

OSCAR
Sa…saya juga tidak.

SAMUEL
Sekarang gerakan kakumu.

OSCAR
Tak bisa. Aneh…saya merasa….perasaan saya mati.


SAMUEL
Demikian juga saya, Sobat. Dapatkah kau bangkit dari kursimu ?

OSCAR
( pelan ) Sa...ya...tidak bisa menggerakkan tangan saya. Barangkali saya bisa menggerakkan tangan saya. Barangkali saya bisa bergerak kalau saya berusaha keras … tetapi saya telah kehilangan kemauan saya …..sssa…ya … merasa sakit, hanya kepala berdenging denging.
SAMUEL
Be…gitukah ? Apakah kau masih mendengar suara saya dengan baik ?

OSCAR
Ya …saya masih medengar.

SAMUEL
Hmmm… he….ehe..he….( tertawa panjang dan sinis )

OSCAR
Katakan demi dosa-dosa Anda, apakah yang Anda ceritakan tadi benar ? Dan benarkah bahwa SAMUEL Glaspel itu saya sendiri ?

SAMUEL
Demi dosa saya he…he…he ?

OSCAR
Apabila semua itu benar, saya mohon anda bisa memaafkan saya.

SAMUEL
Tak ada yang harus dimaafkan.

OSCAR
( terasa mendekati ajalnya ) Terima kasih

SAMUEL
Demi penebusan dosaku, Oskar Yakob, apa yang telah aku ceritakan tadi adalah dusta belaka
( bertatapan ) Aku telah berdusta padamu. Aku bukanlah saudara angkatmu. Engkaulah Oscar Yakob dan aku adalah Samuel Glaspel. Aku telah berdusta padamu.

OSCAR ( berusaha untuk berdiri mengambilkan pistol, tapi keburu direbut samuel glaspel, akhirnya lemas )

SAMUEL ( Berdiri Di Depannya )
Nah, sekarang kau masih bicara, bukan ?

OSCAR
Kau Iblis ! Kau pembohong ! Setidak tidaknya kau tak bisa lolos dariku. Aku tak perlu lagi menghantammu.

SAMUEL Tertawa Panjang

OSCAR
Baiklah ejeklah aku ! Aku toh tak dapat menghindarinya.


SAMUEL
Aku tak akan mati Oscar Yakob ( sinis )

OSCAR
Teapi kau juga minum racun, bukan ? Aku melihatnya. Kau akan mampus Samuel Glaspel !

SAMUEL
Ya, kita berdua minum. Matamu tak pernah lepas dariku. Dan kau belum mau minum sebelum aku menghabiskan minumanku sampai tetes terakhir. Bukankah begitu ?

OSCAR
Aku melihat kau minum apa yang kau minum.

SAMUEL
Begitulah. Ini adalah tipu muslihat Timur. Kalau kau mau tahu, seseorang dalam keadaan terus menerus takut akan diracuni, lama kelamaan, sedikit demi sedikit akan tumbuh kekuatan di dalam dirinya untuk melawan racun yang bagi orang lain menimbulkan kematian. Demikian juga aku. Kebiasaan berhati-hati yang sangat fantastis, sudah menjadi kebiasaanku berhubung jabatanku ini. Setiap saat aku selalu berhati-hati dan bersiap-siap terhadap racun. Kebiasan yang bertahun-tahun itu mendatangkan kekuatan dalam tubuhku. Kau masih mendengar suaraku, bukan ? Inilah gunanya mengetahu pengetahuan Timur. Aku bisa menyombongkan diri padamu bahwa aku bisa menghabiskan dua-tiga gelas lagi tanpa mengalami gangguan apa-apa. Tetapi satu gelas saja sudah dapat membunuhmu ( Oscar Yakob Berusaha Untuk Menerkam Tapi Jatuh Berpegangan Kursi ) Tak ada faedahnya, Oscar Yakob. Aku menasehatkan padamu supaya berpegang erat-erat pada kursi itu.

OSCAR ( terengah engah suaranya meninggi tapi tersedat )
Kenapa…kenapa kau berbuat begitu padaku Samuel Glaspel ?

SAMUEL
Demi sorga. Saya punya hukum alam dan kau punya hukum alam, bukan ? Kau teroris, kau anarkis, kau juga jagal darah saudara lelakimu ; berjaga di jalanan kota dan mencabut nyawa kerabat dan sahabat-sahabatku…pembela kestabilan negara, pembela kekuatan pemerintah… apakah ini bukan apa-apa ? Apakah tidak ada lagi tuntutan fantastis ? Nah..Tuhan menyerahkan dirimu ke tanganku. Aku alat Tuhan dan bukan Kau, Oscar Yakob. Masihkah kau mendengar aku ?

OSCAR ( berat )
Yaa…

SAMUEL
Bagus…bagus satu hal lagi, kenapa aku mau mempertaruhkan nyawa untuk mengambil nyawamu. Kau ingin tahu bukan ? Kenapa aku membiarkan saja kau masuk dengan bebas ke kamar ini ? Kau ingin tahu juga kalau kau masih punya tenaga ? ( tertawa ) Sebab ialah karena orang telah mulai mengira bahwa Samuel Glaspel sudah tidak seperti biasanya. Dan aku pun sudah mulai sangsi dengan kecerdikanku sendiri. Maka dari itu, aku ingin menguji diriku sendiri, aku harus melemparkan diriku sendiri ke tengah pusara. Aku harus berhadapan dengan moncong pistolmu itu. Aku seterusnya harus menggencet hidupku dengan hidupmu dalam sebuah perjuangan mati-matian, di mana aku tak punya senjata dan tak mungkin mendapat pertolongan dari siapapun, kecuali ini
( menunjuk ke otaknya )

OSCAR
Kau Iblis, bangsat. Kau keparat ( menyerang dan jatuh ke lantai )

SAMUEL
Begitu…begitu…sudah tamat, bukan ? Baiklah..baiklah.
( mengambil alas untuk menutupi tubuh oscar yakob dan minum, kemudian membunyikan bel dan mulai menekuni lagi papan catur itu )

VERKA masuk

VERKA
Apakah Yang Mulia memanggil saya ?

SAMUEL
Panggil Antonio ! Permainan catur akan segera dilanjutkan.

VERKA
Segera, Yang Mulia ( keluar )

SAMUEL
Begitu menterinya, kemudian pionnya, tidak. Ya…ya..aku tahu sekarang. Aku dapat akal. Demi sekian penghuni, tidak bisa jalan lagi.

ANTONIO ( masuk dengan kagum )
Yang Mulia….Yang Mulia telah menghakimi sendiri orang ini sendiri ?

SAMUEL
Antonio…permainan caturnya kita lanjutkan. Kau lihat langkahku untuk menghindari skak matmu itu. Begini !

ANTONIO ( kagum )



S E L E S A I

Rabu, 01 September 2010

catatan pementasan Nyonya&Nyonya oleh Teater Kedok.

catatan pementasan Nyonya&Nyonya oleh Teater Kedok.

oleh Engkong Muharram pada 01 Agustus 2010 jam 18:45

salah satu pementasan paling ribut yang pernah saya saksikan.
inilah hal pertama yang saya ucapkan. maklum saja, penontonnya merupakan penonton pemula yang sebenarnya tidak ingin lihat pementasan drama tetapi hanya karena tugas sekolah, melihat teman bermain, atau sekedar menemani. hasilnya, sekali lagi, salah satu pementasan paling ribut yang pernah saya saksikan. saya pernah membaca naskah asli nyonya & nyonya karya motinggo busye yang menjadi acuan sutradara pementasan kali ini. bahkan saya yang mempresentasikan naskah ini padanya.
pementasan menjadi liar. dibuat "aneh" karena kebimbangan saya terhadap bentuk yang diambil. terombang ambing antara realis dan suryalis. sehingga kebingunganpun sempat datang.
ada beberapa kelemahan dalam pementasan kali ini.
pertama, seringnya black out. pemilihan black out yang dilakukan oleh sutradara yang terlalu sering membuat penonton yang sekedar membeli tiket atau penonton beneran tertipu. tiap kali black out selalu ada tepuk tangan. padahal tepuk tangan penonton ini mempengaruhi kondisi pementasan itu sendiri. pemain bisa menjadi berusaha agar lekas menyelesaikan pementasan. padahal ada lebih dari sepuluh kali black out. dan ketika pementasan benar-benar usai, penonton malah tidak melakukan tepuk tangan, mereka pikir mungkin masih ada adegan lain karena seperti itu sebelumnya. mata penontonpun jadi mudah lelah, akhirnya tidak fokus. apalagi bagi penonton "penontonan".
kedua, kelemahan aktor. kelemahan dasar-dasar keaktoran cukup kentara. vokal yang lemah dari beberapa aktor seperti Ny. Samirah, pembantu, dan Tuan Tabrin membuat penonton makin tidak vokus. begitu pula pada laku dan ekspresi yang terlihat kaku dan tegang. saya juga ragu mereka faham dengan karakter yang mereka bawa.
ketiga, bentuk pementasan. bentuk pementasan yang menjadi kewenangan absolut sutradara terlihat aneh. sama seperti yang saya utarakan pada awal catatan ini. sebagai calon mantan mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, saya bingung harus di masukkan mana pementasan ini. di kotakkan dalam kotak mana. akhirnya saya paksakan masuk dalam kotak pementasan realis. ya. realis, meski ada beberapa adegan yang dibuat agak aneh tapi tetap garis besarnya adalah realis.
keempat, pesan tak tersampai. saya mengira-ngira pesan dalam pementasan ini. berusaha keras hingga saya menyimpulkan bahwa pesan pementasan ini ialah tentang keluarga. ya, hanya keluarga. padahal di dalam naskah asli yang telah dipentaskan oleh banyak kelompok teater lain, pesannya jelas. sesuai dengan keinginan penulis naskah. sebuag sindiran terhadap kehidupan para pejabat koruptor.

tanpa mengurangi rasa hormat. saya sampaikan bahwa pementasan ini membuat saya malas untuk melihatnya. sama dengan pementasan teater SMA muhammadiyah 2 surabaya beberapa waktu lalu. membuat saya ingin cepat keluar.
tapi tetap saja. sebagai penonton yang pura-pura baik saya ucapkan selamat! semoga esok kau lebih baik, wahai Teater Kedok ku.
salam budaya!!

Jika Boleh Ku Panggil Kau Begitu


Sepanjang hari ini ku melamunkanmu
Menghitung tiap senyum pahit
Mengkalkulasi dalam persamaan rindu
dan Ku temukan betapa aku tidak mengenalmu

Boleh saja pasir waktu menggenang bersamamu
Ratusan gelincir matahari mati
tapi Sayap kasih itu masih saja semu
Tak terpandang mata, tak terlukis hati

Kekasih, jika boleh ku panggil kau begitu,
Apakah kau seperti dalam buku
Menyediakan malam dalam segelas susu
Menggelar jerami dan tidur denganku

Kebaya yang ku hutangkan 'tukmu
Mulai lusu di makan udara
Belum lunas ia dibayar
Telah kuyu ia terlipat hatimu

Aku memilih dalam lamunan
Memilih kau mencintaiku
Memilih kau yang menyiapkan makan malan
Memilih aku sebagai segala untukmu

Saat bagun aku ragu

Sayang, jika boleh ku panggil kau begitu,.


-Muharram 7 '10
Masduki Jakaria menyukai ini.

Setelah Kematian-ku


Setelah kematianku
apakah kau bahagia, Ibu?
Kalau aku merasa lebih baik
8 bulan di rahim mu aku sesak

Lelaki yang tak mencintai
dan kau ibu yang mendustai

Ibu, apakah kau menangis?
karena aku atau darah yang mengalir
Aku hanya 1 ons diantara Jins dan karetmu
malu kau tunjukkan aku. dulu

Ku lebih bahagia tak jadi dilahirkan dengan nyawa
sebab aku tahu dunia yang kau punya hanya tipu
Cinta hanya untuk pencuri dan penipu
Bahagia langka bagai Rasul yang hanya 25

Ibu, aku tak menunggumu di Surga
Takkan ada do'a kau agar denganku
Aku dendam padamu
Aku benci padamu
meski dendam dan benci hanya untuk yang bernyawa

-Muharram, Mei '10-

Aku Panggil Nama-mu


Cinta itu mengetuk pintuku
Dengan sopan memperkenalkan diri
Tersenyum manis madu
dan Ia duduk malu menekuni mimpi

Aku panggil namamu


-Muharram, juli '10-

Persiapan menjadi seorang aktor (1)

judul tulisan ini sama dengan buku pertama dari dua buku stanislavski karena memang dari bapak teater modern itulah saya mengambil bahan dalam serial persiapan menjadi seorang aktor.
hal pertama yang stanislavski tuturkan ialah mengenai penciptaan. dalam hal ini ialah penciptaan rasa seorang aktor sebelum ia memulai sebuah latiahan pertama. ia mengatakan bahwa menumbuhkan keinginan untuk mencipta itu sesuatu yang sukar, tapi mematikannya ialah hal yang mudah. hal pertama yang saya perhatikan ialah frase "menumbuhkan keinginan". ternyata keinginan merupakan sesuatu yang amat penting dalam memulai sesuatu, anggap saja seperti niat sholat. tanpa keinginan tak akan ada hal yang terjadi sebab keingian dan gerak memiliki hubungan mesra sebab-akibat. kalau orang zaman dahulu bilang, tak ada asap bila tak ada api, tak kenal maka tak sayang.
selanjutnya, "mencipta itu sesuatu yang sukar". kenapa? karena memang begitu! contoh kasus, ketika anda sekolah dahulu anda diperintahkan membuat puisi oleh guru anda. apa yang ada rasakan pada awalnya? bingung? malas? atau malah gembira ria karena anda memang sedang melankolis? masalah dalam penciptaan dalam teater bukan hanya masalah bentuk itu saja, bukan hanya pada dialog dan gerak karena teater merupakn kepanjangan tangan dari naskah drama yang merupakan karya sastra. karya sastra atau lebih mudahnya saja kita bilang seni biar lebih luas mestilah memiliki dua hal. pertama, dulce yang bermakna indah. kedua, utile yang bermakna bermanfaat. jadi seni itu haruslah indah dan bermanfaat, begitu pula sebuah pertunjukkan teater.
setelah kita mengetahui apa yang indah dan bermanfaat yang akan kita ciptakan dalam sebuah lakon sebagai seorang aktor barulah kita memulai sebuah latihan. proses mengetahui tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara. misalnya, bedah naskah dengan sutradara, dan anggota bidang artistik serta para aktor. dalam bedah naskah tersebut sutradara akan memberikan pandangannya terhadap naskah drama yang akan ia sutradarai, apa yang ia mau, dan apa yang akan ia lakukan terhadap bentuk, karakter, dan taste naskah tersebut. tugas aktor dan anggota bidang artistik ialah mengakomodasi keinginan sutradara kedalam ide yang ia punya. sehingga akan terjadi diskusi panjang tentang pandangan naskah tersebut antara mereka.
setelah jalur pertunjukkan naskah tersebut terlihat, maka dimulailah proses latihan.

"semangat"

Rabu, 14 Juli 2010

Malam Setan


malam lalu ada bulan lewat kepala
dia bilang permisi dengan bungkuknya yang kaku
aku hanya senyum. bingung mesti bagaimana
ia pun berlalu begitu

setelahnya, aku merenung nasib
besok adik kecil masuk Taman kanak-kanak
kenapa pula lebih mahal dari sekolah dasar?
sepeda telah tergadai untuk kakaknya
tapi masih ada kasur.
biar kami tidur dengan tikar asal adik dan kakaknya
bisa sekolah

aku jadi ingat!
kenapa tak ku titipkan doa saja pada bulan
mumpung ia tadi lewat depan rumahku
ah! aku khilaf. sungguh aku lupa. mak pleng!!
pada siapa pula aku titipkan doaku?
sebab aku tahu.
tuhan malas dengan orang miskin dan tidak beriman.

tapi mana sempat aku bicara iman kalau lapar
kalau anak belum bisa sekolah besar
kalau istri bunting besar tapi tak ada uang.
dan kalau aku bahkan tak punya sarung untuk bersujud

kiai-kiai itu hanya bicara besar tentang surga dan neraka
mereka bicara iman diantara sedekah melimpah tiap jumat
sementara kami hanya jadi cecunguk yang mesti minta-minta
mereka cuma bilang kami kafir kalau menjual iman
dengan beras dan mie goreng
tapi kenapa kami tak dibantu?
mereka itu penipu!
yah, ada juga yang benar tapi hanya satu-dua

"sayang, kok belum tidur? besokkan mau sekolah"
sekecil bangun. mungkin mau pipis
ia bilang kalau tadi ia bicara dengan setan
si adik minta dibelikan sepatu dan seragam
juga buku dan uang saku untuk adik dan kakaknya
"kamu ndak takut toh ketemu setan, sayang?"
"buat apa takut? dia cakep. mirip bintang india"
saya termenung kembali setelah si adik tidur.

tiba-tiba datang seorang berkopyah mewah
dengan batik dan sepatu mengkilat.
ia dikerubuti wartawan dan polisi
Wong gagah itu menyerahkan sekardus hadiah
ada sepatu, seragam, buku dan uang
setelah jeprat jepret sana-sini ia pun berlalu

Alhamdulillah, doa si adik dikabulkan sama setan.

-muharram, 12 jun
Gombal Mukiyo
Gombal Mukiyo
penyair tulen iki, ckckckck.. sosok anak tua pengganti rendra,
Kemarin jam 3:27 ·
Agra Nurullah
Agra Nurullah
aq durung moco, ojo di usep sex..
Kemarin jam 7:30 ·
Titik Dwi Itu GitaJiwa
Titik Dwi Itu GitaJiwa
Makin bnyk nh tulisanna? Kpn trbit bukuna?
Kemarin jam 11:45 melalui Facebook Seluler ·
Devi Ra
Devi Ra
matang.
jadi kangen..,
buat ikutan gerak.
Kemarin jam 14:51 melalui Facebook Seluler
Engkong Muharram
Engkong Muharram
terimakasih sudah diapresiasi, teman.

@gerak apa, say?

Sabtu, 26 Juni 2010

mimpi manis



setelah kau kecup bibir ku.
aq merasakan nyawa ku terbawa sebagian oleh nafasmu.
mimpi untuk bersama bukan hanya 1-2 tahun.
mimpi ini ingin membawamu lebih jauh,sayang.

masih ku rasakan manis matamu.
memelukku dengan lembut dan kasih.
aku yakin it cinta.
namun aku tau, keyakinan tak selalu sejalan.

mimpi siang malam hanya berdua.
denganmu saja telah cukup penuhi hatiku.
sayang, aku melihatmu.
apakah kau juga?

muharram,0510.
ktk q rindu.
Nurul Hidayah Riyad

0352



dan kau pun mengerti, bahwa mimpi ini.
mimpi yang ku bawa bukan hanya untukku.
tapi jua untuk kita. Tuk tiap yang memeluk kita.
tersenyumlah.
dapur kita masih cukup luas untuk kau tanami angka dan kata.
biarkan ia tumbuh. Pupuk. Bentuk.
wanitaku, kecup bibirku. Katakan selamat tidur.
ku peluk kau hingga senja.

1405


subuh menggapai darat dari langit.
kami makin lelap.
bisingnya panggilan malah meninakbobokan kami.
ada kursi merah d pojok kamarku.
sejadah dan sarung tergantung.
rapi benar.
Tak tega aku merusaknya.

subuh masih bergelayut di antara jendala.
aku pandang jemu.
pilih ku pada kasur tertuju.

kapan dapat rejeki?



Narti sendiri, Pak


Bapak, malam t'lah larut
detaknya mencapai dua
tapi kau belum sampai jua
aku rindu.
aku kangen dengan bau keringat dan asap
dari tubuhmu.

tadi pagi kau berangkat lebih awal
adik minta sepatu baru
ia merengek seak seminggu lalu
tumitnya terbuka ia jadi malu
sekolah mengoloknya karena ia tak mampu

diluar agak gerimis,
rintiknya bermusik di genting kita
apakah kau lupa penutup kepalamu?
jangan sakit, bapak
aku tak mampu sendiri
jadi buruh cuci takkan mampu untuk bernafas

bapak, tadi sore yang punya rumah
minta uang kos.
telh enam kali aku bilng besok
bu Haji ini marah. mengumpat
mengancam mengusir kita

tetangga tak ada peduli
mereka sama diumpat, diolok,
diancam ole hidup

ingatkah kau ketika dulu.
dulu sekali,
ketika kau lamar aku
hari itu kau datang dengan sarung
dan peci lusuh terbaikmu
dengan tegas kau bicara
"Pak, saya ingin melamar Narti"
malam itu aku tersipi
tak tahan merasakan lagi janjimu

kau menepatinya,
kau bawa aku ke kota
kita tidur di stasiun berdua
makan sehari sekali kita berdua
hingga rebutan raskin pun kita berdua
sampai saat ini
ditengah gerimis dan tahi ayam
aku masih merasakan bara sayang itu

tong! tong! tong! ting! tung! tang! tang!
ada ribut-ribut di luar
aku longokkan kepala menembus jendela
orang lalu lalang sambil berlari gila
ada yang bawa kasur, TV, lemari,
kursi, tikar, bantal, hingga parabola.
meeka pada teriak kebakaran!
kebakaran! kebakaran! kebakaran!
anak-anak jadi bangun.
ku suruh saja pergi ke depan gang.
mereka langsung lari tak peduli.
tak sempat cium kening atau salam.

bapak, aku masih menunggu sendirian
persis seperti yang kau minta.
Narti menggumu,pak.

muharram, 25 Juni 2010.
-refleksi cinta dan ketulusan-
Diperbarui 58 menit yang lalu · ·