Rabu, 26 Agustus 2009

Kelahiranmu

bangganya aku melihatmu lahir, sayang.
meski aku bukan satu-satunya didirimu.

aku menyayangimu sampai ke sumsumku.
aku sedih dan gembira untukmu.
tinggal lelah yang merangkul raga.

tak perlu resah,sayang.
ku ciptakan adik baru untukmu, sebentar lagi.
tunggu saja waktunya.

-muharram, untuk Kedokq-

Kesalahanmu Dulu


bapak, katanya kita merdeka telah lama.
tapi kenapa aku tak merasakannya.
berjuta peluru dimuntahkan moncong-moncong serdadu.
beribu bangkai temanku terbengkalai.
beratus kantong darah mesti terisi karena ibu mati muda

kenapa aku tak rasakan merdeka?

inikah Indonesia yang Raya
inikah Indonesia yang lohjinawi.
inikah Indonesia yang berbudi.

pemimpin-pemimpin kami rebut kuasa.
wakil-wakil kami rampas darah dan tulang kita.
antek-antek mereka putar-putar jalan kami.

bapak, katanya negeri ini telah merdeka
merdeka dari apa?

kebodohan?
kemiskinan?
korupsi?
birokrat murtad?
kemunafikan pemimpin?

kenapa kau tipu kami dengan kata-kata indahmu
katakan kebenaran yang menyakitkan itu.
katalah kejujuran yang tersembunyi di dadamu.
bahwa negeri ini, Indonesia, belum layak untuk merdeka.
bahwa negeri kita, Indonesia, tak pernah icip madunya merdeka.
agar tegar langkahku. agar tegap dadaku berjuang.
merebut kemerdekaan yang ada didalam mimpi-mimpi setiap anak bangsa.

bapak, akan ku cari sendiri jalan kemerdekaan itu.
tunjukkan sajalah kesalahanmu dulu.

-muharram. 17 agustus 09-

Siapa Lebih Kesepian


Siapakah yang lebih kesepian diantara kita
kau yang pergi merangkak matahari,
atau aku yang menunggu bulan.

janji sepi hanya hampir sesaat
bukan selama ini

aku sunyi menatap awan sendiri

lihat! ada bintang disamping bulan

-muharram,09-