Minggu, 15 Maret 2009

Tak Ada Rasa

05 Mei 2008

untuk saudaraku yang hancur

ada malam
dimana hujan tak lagi basah
tak lagi rintik
tak lagi dingin

banyak darah bukan lagi ngeri
bukan lagi nyinyir amis

mati terasa biasa
sengsara nampak tak terasa

kepul-kepul asap mesiu
hancur gedung, robek daging
bukantangis, bukan airmata

cukup diam tanpa apapun yang terasa

balaipemuda
07 maret 2008

1 komentar:

febri ardianto mengatakan...

....untuk sebuah kehancuran...

saat itu pasti datang.dimana tak ada lagi rasa..
dimana yg kau tulis jd kenyataan...
dan dimana saudara,tak lg berkawan..

hanya ada kamu...
dan aku.tak lg menyentuh...




--buat mas rahmad muharram.puisi yg tak ada rasa ini bagus mas.salut.mdh2an terus berkreasi dan makin sabar dan bijak menghadapi remaja2 di teater kedok.ok.salam buat yg laen jg.dr alumni teater kedok 21 di malaysia,febri ardianto.wass--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan kesanmu dengan kata yang bijak.

bagi yang tidak memiliki akun bloger visa pakai pilihan anonim, tapi beri nama kamu.