Minggu, 24 Oktober 2010

Biduk Hitam

Biduk Hitam

aku menikah di telaga utara

yang hitamnya mengalahi hitam kopi paling hitam

malam pertama tak ada

sebab malam dan siang menyatu

dalam nafas kami yang tak kentara


sebuah biduk buat kami berpijak

mulai retak di hantam nafas

kami yang menderu

saling berlari mengejar debu


suatu hari nanti aku berjanji

pada sang biduan hati

papan-papan akan tertancap

jerami akan menyatu menutupi ketelanjangan kami

agar gelap tak menghimpit dingin


disitu. di janji itu

aku selipkan harapan dan kebohongan

sebab aku tahu pohon dan belukar takkan mampu

hidup tanpa cahaya

tapi kau masih saja percaya

kekasih, wajahmu yang tak ku tahu

ialah panorama gelap

yang meregangkan cahaya sukma

sama seperti dulu

ketika cahaya ialah kegelapan

dalam tiap rahim yang ku tinggali

aku menikahimu dengan sederhana

disaksikan debu dan Yang Esa

kekasih,

Muharram, 21 September 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan kesanmu dengan kata yang bijak.

bagi yang tidak memiliki akun bloger visa pakai pilihan anonim, tapi beri nama kamu.