Jumat, 11 Desember 2009

Ketika Aku Bunuh Diri



aku berasap mencoba sampai pagi
kabut tipis ini seakan memanteli diriku
yang sendu pada Tuhan
menanyakan bagaimana sebuah hati
bisa sekeras itu.

ia melepasku sendiri

tahun-tahun berlari estafet
meninggalkan teriak lantang penonton
-manusia berwajah matahari-
tak sampai jua aku pada dia
pemegang tongkat berikutnya

sepotong mangga ranum tergeletak di atas meja
menanti tanganku yang riuh
bawa sangkur untuk belah

adilkah?
sangkur dan spotong mangga

dengan sangkur dan bungkusan tembakau gila
di tangan kiri kanan
aku mulai mengeja lagi derap-derap langkah
yang lalu
membacanya kembali
ku lihat kehebatan bodohku dan tertawa

bulan mulai dimakam awan
tetap terjaga aku berselimut kelam
muntahkan ia untukku.

mungkin pagi tak datang esok hari
langsung siang!
membakar tubuhku yang peluh

ah!
tak ada sarapan pagi.
tak ada pula santap malam
sebab sangkur telah telah terpasang di badan

tak peduli lagi kau akan datang.
muncul dengan karangan kembang dan puisi

aku memilih kebumi

-muharram,09-
Diperbarui 2 minggu yang lalu · ·
Devi Rosa
Devi Rosa
bikin terharu...sungguh!
24 November jam 16:42 · Hapus
Rachmad Iqraman
Rachmad Iqraman
aku ingin lakukannya
24 November jam 19:21 · Hapus
Nurul Hidayah Riyadi
Nurul Hidayah Riyadi
LebiH pngenan aku..
24 November jam 19:41 · Hapus
Rachmad Iqraman
Rachmad Iqraman
lah,... yang ngurusi junior sapa,han?
titipin umi? haduh kasian umi. gak jadi aja deh.

asik,... bisa cari yang baru pake alasan buat yang ngerawat junior padahal ce nggak
... Lihat Selengkapnya
ups kelepasan.
24 November jam 19:44 · Hapus
Freek Freedey
Freek Freedey
hahahahahahahaa
25 November jam 1:49 · Hapus
Duwi Wijayanto
Duwi Wijayanto
dasar... emang niat koq mamat itu...
03 Desember jam 21:01 ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan kesanmu dengan kata yang bijak.

bagi yang tidak memiliki akun bloger visa pakai pilihan anonim, tapi beri nama kamu.