Sabtu, 26 Februari 2011

Alamat


seperti malam kemarin,

ketika lemah kaki merayapi sepi yang mulai menghutan

aku tahu sudah kemana harus melangkah

tak perlu sinar seberkas atau pelita lilin

cukup sudah hati dan tekad menerangi jalan



tinggal kini aku menanti dalam jalan

apa yang ada di depanku?

alamat pulang masihlah jauh

sebab peta menunjukkan banyak tikungan gunung dan neraka

belum jua aku temui mereka lebih dari kemarin.



alamat pulang masihlah jauh

atau ia hanya sejengkal dari mataku?



muharram,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan kesanmu dengan kata yang bijak.

bagi yang tidak memiliki akun bloger visa pakai pilihan anonim, tapi beri nama kamu.