seperti malam kemarin,
ketika lemah kaki merayapi sepi yang mulai menghutan
aku tahu sudah kemana harus melangkah
tak perlu sinar seberkas atau pelita lilin
cukup sudah hati dan tekad menerangi jalan
tinggal kini aku menanti dalam jalan
apa yang ada di depanku?
alamat pulang masihlah jauh
sebab peta menunjukkan banyak tikungan gunung dan neraka
belum jua aku temui mereka lebih dari kemarin.
alamat pulang masihlah jauh
atau ia hanya sejengkal dari mataku?
muharram,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berikan kesanmu dengan kata yang bijak.
bagi yang tidak memiliki akun bloger visa pakai pilihan anonim, tapi beri nama kamu.